Tragedi kematian Liam Payne terus menyisakan misteri. Baru-baru ini, dokumen resmi yang diungkapkan oleh otoritas Buenos Aires, Argentina memuat pesan teks Liam sebelum ia tewas. Pesan tersebut tak hanya mengejutkan penggemar, tetapi juga mengungkap sisi gelap perjalanan hidup mantan anggota One Direction itu.
Pada malam sebelum kematiannya, Liam dikabarkan memesan empat botol whiskey pada pukul 10 malam. Pesanan ini berlanjut keesokan paginya dengan lima botol tambahan sekitar pukul 6.36 pagi. Hanya dalam beberapa jam, Liam sudah menenggak sembilan botol alkohol.
Tak lama setelah itu, Liam mengirim pesan teks kepada temannya, Roger Nores. Pesan tersebut berisi bahwa dia ingin ditemani oleh PSK. “Bro, aku rasa aku akan bercinta dengan PSK,” tulis Liam, dilansir dari situs resmi detik .co.id
Hanya beberapa jam kemudian, tepatnya pukul 9.32 pagi, Liam mengirimkan pesan lain yang mengindikasikan permintaan narkoba: “Bisa dapatkan 6 gram?” Pesan tersebut diduga merujuk pada kokain, salah satu obat terlarang yang disebut-sebut telah membayangi hari-hari terakhir Liam.
Menurut dokumen tersebut, dua PSK tiba di kamar hotel Liam sekitar pukul 11.30 pagi. Mereka mengaku kepada polisi bahwa mereka sempat berhubungan intim dengan Liam, namun situasi berubah menjadi kacau ketika Liam kehabisan kokain. Dalam keadaan marah, Liam bahkan menghancurkan televisi di kamar hotel.
Tak hanya itu, pada pukul 2 siang, Liam dilaporkan meminta tambahan 7 gram kokain kepada staf hotel. Roger, yang disebut sangat dekat dengan Liam, sempat kembali ke hotel untuk membayar PSK tersebut, namun ia meninggalkan Liam sendirian sekitar pukul 4 sore.
Setelah Roger pergi, perilaku Liam menjadi semakin tak terkendali. Seorang petugas kebersihan melaporkan mendengar suara benda pecah dari kamar Liam.
Sayangnya, upaya staf hotel menghubungi Roger untuk meminta bantuan tidak mendapatkan respons.
Dalam upaya yang tampaknya putus asa, Liam mencoba memanjat balkon lantai tiga untuk turun ke balkon lantai dua. Namun, ia terjatuh dan tewas seketika.
Proses hukum terkait kematian Liam masih bergulir. Roger Nores kini menghadapi tuduhan ‘penelantaran’ karena dianggap tidak menjaga Liam dengan baik padahal mengetahui kondisi mental dan fisiknya yang memburuk. Namun, hakim memutuskan kasus ini tidak berada dalam yurisdiksi nasional, sehingga keputusan akhir berada di tangan jaksa lokal.
Proses hukum juga menyoroti keterlibatan staf hotel yang diduga memaksa Liam kembali ke kamar dalam keadaan tidak sadar. Andre Madrea, salah satu jaksa yang menangani kasus ini, menyatakan bahwa kemungkinan ada pihak lain yang terlibat dalam kematian Liam.