Kemudahan dalam berbelanja maupun mengakses produk pinjaman kini menjadi tantangan finansial bagi generasi muda, terutama bagi Gen Z.
Misalnya, akses yang mudah pada pinjaman online dan kartu kredit. Padahal dari kemudahan akses tersebut bisa menjadi jebakan yang menimbulkan masalah finansial berkepanjangan. Hal ini disebut ‘doomed debt,” dimana utang terus menumpuk dan sulit dilunasi atau bisa diartikan sebagai jebakan hutang.
Dikutip dari laman Sikapi Uangmu OJK, Minggu (29/12/2024) survei terbaru menunjukkan bahwa hampir 70% Gen Z merasa tidak siap untuk mengelola utang setelah lulus sekolah.
Ini adalah masalah serius, karena utang yang tidak terkelola dapat mengacaukan rencana keuangan jangka panjang, seperti pendidikan anggota keluarga, membeli rumah atau menabung untuk pensiun.
Menyadari risiko ini sangat penting agar kita bisa mengambil langkah bijak dan menghindari jebakan finansial di masa depan dengan mempunyai kemampuan literasi keuangan yang baik.
Di mana Gen Z perlu memahami pengelolaan anggaran dan memilih produk keuangan yang tepat adalah langkah krusial untuk meraih kemandirian finansial.
Berikut tips yang bisa diterapkan untuk terhindar dari jebakan utang.
Pertama yakni membuat anggaran, hal ini berguna mengendalikan pengeluaran dan memastikan bahwa utang dapat dikelola dengan baik.
Saat ini sudah banyak aplikasi yang dapat membantu masyarakat dalam melakukan pencatatan keuangan. Aplikasi bisa dimanfaatkan.
Kedua yakni jangan berutang jika tidak mampu melunasi. Ini penting diingat bahwa ketika kita meminjam sudah seharusnya kita mengembalikan. Dan yang tak kalah pentingnya lagi ialah berutang harus sesuai dengan kemampuan keuangan dan diajukan melalui lembaga jasa keuangan yang berizin dari OJK.
Pasalnya saat ini banyak aplikasi pinjaman online yang menawarkan kemudahan pinjaman namun dibalik itu ada bunga yang tinggi.
Bukan hanya jebakan utang, Sandwich Generation adalah salah satu tantangan keuangan yang banyak dihadapi Gen Z saat ini.
Sandwich generation merupakan generasi orang dewasa yang harus menanggung hidup 3 generasi yaitu orang tuanya, diri sendiri, dan adik/anaknya. Dalam situasi ini, pengeluaran seseorang akan relatif jadi lebih besar sehingga perlu cermat dalam mengelola keuangan.
Oleh karennya penting untuk Gen Z memperhatikan tips ini.
Yang perlu dilakukan terlebih dahulu ialah adanya komunikasi terbuka dengan keluar. Jangan anggap diskusi keuangan sebagai hal tabu. Komunikasi terbuka dapat membantu Sobat untuk menyusun kesepakatan bersama terkait keputusan keuangan. Contoh: tanggung jawab dalam merawat orang tua.
Jika sudah melakukan komunikasi terbuka dengan keluarga, langkah selanjutnya ialah merencanakan keuangan jangka panjang. Contoh: merencanakan asuransi kesehatan, tabungan pensiun, dan pendidikan anak.
Kemudian, perlu mengukur kemampuan keuangan jika mengajukan utang agar tidak terlilit utang jangka panjang yang bersifat turun-temurun. Contoh: tidak mengajukan KPR yang tidak sesuai kemampuan bayar, dilansir dari situs resmi detik co.id
