Arab Saudi Mengumumkan Pembentukan Koalisi Global Baru Untuk Dirikan Negara Palestina.
Pada Kamis 26 September 2024 Menteri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al-Saud, mengumumkan prakarsa baru untuk mendirikan Negara Palestina. Pangeran Faisal bin Farhan Al-Saud mengumpulkan dukungan untuk pelaksanaan Solusi Dua Negara setelah beberapa dekade upaya internasional gagal mewujudkanya. Adanya inisiatif menteri luar negeri Pangeran Faisal bin Farhan Al-Saud dinamai sabagai Aliansi Global untuk Implementasi Solusi antara Dua Negara. Ikhtiar tersebut diluncurkan saat Pangeran Faisal bin Farhan Al-Saud berpidato pada pertemuan yang melibatkan Liga Arab, Organisai Kerja Sama Islam (OKI), dan Norwegia. Diplomat Saudi mengatakan, pertemuan pertama akan dilaksanakan di Riyadh, di lain sisi Kepala Kebijikan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell mengatakan pertemuan lanjutan pertama juga akan diadakan di Riyadh dan Brussels.
Pangeran Faisal bin Farhan Al-Saud mengatakan, adanya inisatif tersebut merupakan upaya bersama Arab dan Eropa. “Kami melakukan segala upaya untuk mencapai rencana yang handal dan tidak dapat diubah untuk perdamaian yang adil dan menyeluruh” kata Pangeran Faisal bin Farhan Al-Saud. Dan juga Pangeran Faisal bin Farhan Al-Saud menegaskan kembali perlunya bergerak secara kolektif untuk membuat keputusan yang akan menghasilkan hasil nyata menuju gencatan senjata segera dan penerapan solusi antar dua negara. “Yang terpenting adalah Negara Palestina Merdeka” ucap Pangeran Faisal bin Farhan Al-Saud.
Pangeran Faisal bin Farhan Al-Saud mengatakan, perang yang sedang berlangsung telah menyebabkan bencana kemanusiaan yang menghancurkan akibat kejahatan orang-oranng israel maupun oleh Negara Israel sendiri dibagian Barat, Masjid Al-Aqsa, dan tempat-tempat suci umat Islam dan Kristen dan Agama lainya. Pangeran Faisal bin Farhan Al-Saud juga menegaskan bahwa hak untuk membela diri yang selalu dijadikan dalih oleh Israel sabagai operasi militernya yang tidak membenarkan pembunuhan puluhan ribu warga sipil dan pemindahan paksa mereka dari kampung halaman mereka sendiri. Begitu banyak tindakan militer israel seperti: pengunaan kelaparaan sebagai alat perang, hasutan, dehumanisai dan berbagai macam penyiksaan sistematis temasuk kekerasan seksual dan kejahatan kejam terdokumentasi lainya yang tidak dapat dibenarkan. Israel membombardir Gaza dan menghancurkan Gaza menjadi puing-puing, sejak militer zionis mulai menanggapi serangan Hamas pada 7 Oktober 2024, yang dimana menewaskan 1.200 Jiwa. Hamas pada saat itu menangkap ratusan tawanan, yang diantaranya terbunuh oleh serangan Israel Sendiri.
Arab Saudi telah berulang kali menegaskan tidak akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel tenpa berdirinya Negara Palestina yang berdasakan perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, akan tetapi pihak israel tidak ada minat untuk melakukanya, mayoritas anggota Knesset memberikan suara menentang antara Solusi Dua Negara. Sedangkan pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu secara konsisten menolak berkomitmen untuk melakukamya. Minggu lalu Israel menunjukan minta untuk melakukan dengan mayoritas anggota Knesser (Parlemen Israel) memberkan suara menentang solusi antar dua Negara. Sementara pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu secara konsisiten menolak adanya komintmen untuk melakukan Solusi Dua Negara.
Pangeran Muhammad bin Salman (MBS), mengatakan bahwa Riyahd tidak akan mengakui Israel tanpa adanya Negara Palestina. Pangeran Muhammad bin Salman mengutuk keras kejahatan pendudukan Israel terhadap raykat pelestina. “kerajaan (Arab Saudi) tidak akan menghentikan kerja kerasnya untuk mendirikan Negara Palestina yang merdeka dengan Yerusalem Timur yang dimana sebagai ibu kotanya, dan kami menegaskan bahwa Kerajaan tidak akan menjalin hubungan diplomatic dengan Israel” ujar Pangeran Muhammad bin Salman (MBS).
