Gunung Lewotobi, dengan dua puncak kembarnya yang dikenal sebagai Lewotobi Laki-Laki dan Lewotobi Perempuan, merupakan salah satu ikon alam di Nusa Tenggara Timur (NTT). Kedua gunung api ini telah menjadi saksi bisu dari peradaban manusia di sekitarnya selama ribuan tahun.
Dikutip dari laman esdm.go.id menyebutkan, Gunung Lewotobi merupakan gunung berapi kembar yang terletak di bagian tenggara Pulau Flores, Indonesia. Gunung ini terletak di Kabupaten Flores Timur, NTT.
Gunung Lewotobi Laki-laki memiliki ketinggian 1.584 mdpl dan memiliki kawah di puncak lebarnya mencapai 400 meter. Sementara Gunung Lewotobi Perempuan memiliki ketinggian 1.703 meter di atas permukaan laut dan ada kawah di puncaknya memiliki lebar 700 meter.
Gunung Lewotobi Laki-laki merupakan fenomena alam yang menakjubkan dengan sejarah yang panjang dan kaya. Asal-usul dan proses geologis yang kompleks, letusan-letusan dahsyat serta nilai budaya yang tinggi menjadikan gunung ini sebagai salah satu destinasi wisata yang menarik sekaligus objek penelitian yang penting.dilansir dari situs resmi inews co.id
Asal-usul Geologis
Dihimpun dari sejumlah sumber lainnya menyebutkan, secara geologis, Gunung Lewotobi terbentuk melalui proses subduksi lempeng tektonik. Lempeng Indo-Australia yang bergerak ke arah utara menunjam di bawah Lempeng Eurasia.
Proses tumbukan ini mengakibatkan terbentuknya magma yang kemudian naik ke permukaan dan membentuk gunung berapi.
Gunung Lewotobi termasuk dalam kategori gunung api stratovolcano, yaitu gunung api berbentuk kerucut yang terbentuk dari lapisan-lapisan lava, abu vulkanik dan material piroklastik lainnya.
Proses pembentukan yang panjang ini menghasilkan bentuk gunung yang khas dengan lereng curam dan puncak yang menjulang tinggi.
Sejarah Letusan
Sepanjang sejarahnya, Gunung Lewotobi Laki-laki telah mengalami beberapa kali letusan. Letusan-letusan ini seringkali membawa dampak yang signifikan bagi masyarakat sekitar, baik dalam skala lokal maupun regional. Beberapa letusan besar yang tercatat dalam sejarah antara lain:
Letusan Kuno: Terdapat bukti-bukti geologis yang menunjukkan bahwa Gunung Lewotobi Laki-Laki telah mengalami beberapa kali letusan besar pada masa lalu. Letusan-letusan ini membentuk kaldera dan endapan vulkanik yang luas di sekitar gunung.
Letusan Modern: Dalam beberapa abad terakhir, Gunung Lewotobi Laki-laki juga mengalami beberapa kali letusan yang tercatat dalam sejarah. Letusan-letusan ini seringkali disertai dengan guguran lava, awan panas dan hujan abu vulkanik.
Pada 4 November 2024, Gunung Lewotobi Laki-Laki memuntahkan puing-puing lava ke desa-desa sekitar 4 km (2,5 mil) jauhnya menghancurkan banyak rumah.
Sedikitnya 10 orang tewas, enam di antaranya satu keluarga yang tertimbun reruntuhan rumah di Desa Klatanlo, sekitar 5 kilometer dari pusat erupsi. Sementara korban terluka mencapai 63 orang, 31 di antaranya luka berat.
Mitos dan Legenda
Selain dari aspek geologis dan sejarah letusannya, Gunung Lewotobi juga memiliki nilai budaya yang tinggi bagi masyarakat setempat.
Berbagai mitos dan legenda berkembang di kalangan masyarakat tentang asal-usul dan kekuatan magis gunung ini. Beberapa mitos menceritakan tentang pertarungan antara dua kekuatan alam yang menghasilkan terbentuknya dua puncak kembar.