Wali Kota Bekasi Tri Adhianto bersama keluarganya ketahuan mengungsi ke hotel bintang empat saat banjir melanda pada Selasa, 4 MARET 2025.
Unggahan video yang menunjukkan istri Tri Adhianto, Wiwiek Hargono dan keluarga mengungsi ke hotel bintang 4, Horison. Video yang tersebar di media sosial itu pun lantas memicu kemarahan warganet.
Video tersebut kali pertama diunggah oleh akun Instagram @pembasmi.kehaluan.reall, yang memperlihatkan Wiwiek beserta keluarga tengah berada di halaman hotel.
Mengetahui dirinya menjadi perbincangan, Tri Adhianto memberikan klarifikasi lewat akun instagram miliknya terkait keputusan mereka mengungsi.
“Di saat banjir semakin tinggi, segera saya evakuasi diri agar tetap bisa bergerak untuk masyarakat. Bersama para relawan dan tim yang bertugas, berupaya membantu penanganan banjir di Kota Bekasi,” tulisnya di Instagram.
Tri Adhianto juga mengakui bahwa ia dan istrinya memang menginap di hotel saat banjir Bekasi. “Karena lokasi strategis,” katanya kepada awak media.
Menurutnya, hotel tempatnya mengungsi mempermudah akses dalam meninjau korban banjir.
Selain itu, Wiwiek juga harus ke pengungsian untuk membantu memasak bagi korban banjir Bekasi.
“Istri saya jam 04.00 WIB sudah bantu masak buat makanan korban banjir. Jadi saya enggak stay selamanya di hotel,” lanjut Tri Adhianto.
Ia mengaku sudah keluar dari hotel sejak pagi. “Saya dan istri jam 06.00 WIB sudah meninggalkan hotel. Hotel cuma sementara, buat tidur doang,” katanya.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi akhirnya angkat bicara terkait viralnya video istri walikota Bekasi, Wiwiek Hargono, yang mengungsi ke hotel bintang 4 saat banjir besar merendam delapan dari 12 kecamatan di Kota Bekasi.
Menurutnya, meskipun sanksi hukum terhadap walikota Bekasi atau istrinya berada di bawah kewenangan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Pemprov Jabar tetap memiliki wewenang untuk memberikan pembinaan, termasuk teguran
Ia mengingatkan bahwa pejabat daerah yang wilayahnya dilanda musibah seharusnya lebih peka dan hadir di tengah masyarakat yang terdampak, bukan justru mencari kenyamanan di tempat yang aman.
Kepala daerah beserta istri, kata Dedi, terutama yang memiliki peran di organisasi kemasyarakatan seperti PKK, harus berada di garis depan dalam memberikan bantuan dan pelayanan kepada masyarakat, khususnya dalam situasi krisis.
“Pemimpin harus memberi contoh nyata. Kita terpilih untuk melayani, bukan untuk mencari kenyamanan pribadi di tengah penderitaan masyarakat,” tegasnya, dilansir dari situs resmi disway co.id
