Breaking News

Breaking News

Beranda » Tingkatkan Unggulan Kompetitif, Indonesia Undang Swiss Investasi Digital Ekonomi di Indonesia
0 comment

Tingkatkan Unggulan Kompetitif, Indonesia Undang Swiss Investasi Digital Ekonomi di Indonesia

Indonesia mengajak Swiss berinvestasi di sektor ekonomi digital maupun ekonomi hijau dan ekonomi biru. Undangan tersebut dilayangkan lewat penyelenggaraan Indonesia Business Forum Series 2024 di Zurich, kota pusat perdagangan Swiss, pada 20 November 2024 lalu.

Duta Besar (Dubes) RI untuk Swiss Ngurah Swajaya menerangkan, forum bisnis bertema “Transforming Tomorrow: Indonesia’s Potential – Investment Opportunities for Green and Digital Economies” sejalan dengan visi Astacita pemerintah Indonesia. Visi ini diramu dalam kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.

“Sejalan dengan tema forum bisnis ini, pemerintah Indonesia ingin mengundang investasi dari Swiss untuk bersama-sama meningkatkan keunggulan kompetitif Indonesia,” papar Dubes Ngurah seperti dikutip keterangan tertulis KBRI Bern, Senin (25/11/2024), seperti dilansir dari investornews.co.id

Ia menyampaikan, keunggulan kompetitif Indonesia telah ditingkatkan lewat peningkatan sumber daya alam (SDA) serta pengelolaan berkelanjutan SDA melalui pengembangan industri pengolahan. Selain itu, potensi Indonesia dimanfaatkan dalam perdagangan karbon dunia melalui konservasi alam yang menjadi salah satu prioritas dari Astacita.

Terlepas dari berbagai tantangan yang dihadapi, Dubes mengatakan ekonomi Indonesia tetap akan tumbuh di atas 5%. Pemerintah juga mencanangkan target pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, di antaranya dengan mengoptimalkan potensi inovasi, ekonomi hijau, ekonomi biru, dan ekonomi digital.

Peluang inilah yang coba ditawarkan kepada Swiss. Negara ini menjadi salah satu mitra potensial untuk memperkuat ekosistem industri Indonesia yang berbasis teknologi, inovasi, khususnya teknologi rendah karbon.

“Swiss juga mitra untuk meningkatkan kapasitas sumbar daya manusia melalui pendidikan vokasi maupun akademis,” imbuhnya.

Ia menambahkan, hubungan Indonesia-Swiss yang telah terjalin lebih dari 73 tahun menjadi salah satu modal utama untuk meningkatkan kerja sama bilateral yang saling menguntungkan. Adapun Swiss merupakan mitra pertama Indonesia untuk Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif melalui Indonesia EFTA-CEPA yang berlaku sejak 1 November 2021. Hubungan ini dipererat dengan adanya Perjanjian Peningkatan dan Perlindungan Penamaman Modal (BIT) yang berlaku sejak 1 Agustus 2024. Menurut Dubes Ngurah, kedua perjanjian ekonomi tersebut semakin memperkuat keinginan perusahaan Swiss untuk berinvestasi ke Indonesia.

“Sekitar lebih dari 150 perusahaan Swiss telah hadir di Indonesia dan beberapa di antaranya sudah berdiri di sana selama lebih dari 50 tahun. Beberapa di antaranya telah menjadikan Indonesia sebagai basis perluasan bisnis di kawasan maupun secara global,” sebutnya.

Swiss merupakan penyumbang investasi asing (FDI) terbesar ketiga bagi Indonesia di antara negara-negara Eropa, dengan nilai investasi mencapai US$ 1,28 miliar atau sekitar Rp 20,3 triliun dalam lima tahun terakhir.

Tak hanya itu, Deputi Kementerian Investasi dan Hilirisasi Nurul Ichwan menggarisbawahi fokus Indonesia pada hilirisasi untuk memperkuat daya saing global. Nurul menyebutkan pemerintah memproyeksikan 28 komoditas dari delapan sektor untuk diolah lebih lanjut, membuka peluang besar bagi kolaborasi dengan mitra internasional.

“Mengapa Indonesia layak dipertimbangkan? Karena apabila berbicara tentang 20 besar negara tujuan investasi, Indonesia adalah salah satunya. Dilihat dari data realisasi investasi 2023 dibandingkan dengan 2018, angkanya telah mencapai dua kali lipat,” tukasnya.

Indonesia merupakan salah satu dari 20 besar negara tujuan investasi, dengan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sebesar 5,2%. Realisasi investasi meningkat dua kali lipat dari US$ 721 juta pada 2018 menjadi US$ 1,4 miliar pada 2023. Pada 2045, pertumbuhan PDB Indonesia diproyeksikan menjadi 6% hingga 7% yang melebihi negara-negara G20 dan ASEAN.

Dalam forum bisnis tersebut, perwakilan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta Bank Indonesia (BI) London turut memberikan wawasan tentang sektor strategis yang terbuka untuk investasi.

BRIN menyoroti potensi di bidang teknologi digital, e-commerce, teknologi keuangan (fintech), penyedia infrastruktur digital dan komunikasi, manufaktur, rantai pasok dan logistik, teknologi kesehatan, serta energi terbarukan termasuk kendaraan listrik (electric vehicle/ EV).

BI London menggarisbawahi peluang di sektor keuangan digital, makanan, infrastruktur, teknik elektromekanik, transportasi umum, dan proyek strategis nasional. Nongsa Digital Park juga hadir menawarkan lokasi strategis mereka untuk pengembangan ekonomi digital di Indonesia maupun di kawasan Indo Pasifik.

Bisnis forum itu diharapkan menjadi langkah memperkuat kerja sama Indonesia dengan Swiss dalam menciptakan masa depan yang lebih hijau, inklusif, dan berkelanjutan. Indonesia Business Forum Series 2024 menegaskan Indonesia bukan hanya pasar, tetapi juga mitra strategis bagi pertumbuhan ekonomi global, demikian keterangan KBRI Bern.

Leave a Comment

javanica post

Javanica Post adalah portal berita online yang dikelola oleh PT. Javanica Media Digital, salah satu anak perusahaan dari Javanica Group.

Edtior's Picks

Latest Articles

©2024 javanica post. All Right Reserved. Designed and Developed by Rizarch