Calon Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana atau yang akrab disapa Mas Dhito menyampaikan solusi terkait kelangkaan gas elpiji 3 kg.
Salah satu program yang akan diterapkan adalah skema trade in atau penukaran tabung gas 3 kg dengan tabung gas 5 kg secara gratis.
Mas Dhito menjelaskan, kelangkaan gas elpiji melon ini banyak dipicu oleh pengguna dari sektor-sektor yang tidak seharusnya menggunakan gas bersubsidi.
Berdasarkan Keputusan Menteri ESDM No. 37.K/MG.01/MEM.M/2023, sektor-sektor tersebut meliputi hotel, restoran, usaha laundry, pertanian, peternakan, hingga jasa las.
“Sektor peternakan adalah yang paling banyak menyerap gas elpiji 3 kg ini,” kata Mas Dhito.
Seperti diketahui, para peternak membutuhkan stok tabung gas elpiji 3 kg tersebut untuk menghangatkan unggasnya di malam hari. Setidaknya, secara keseluruhan stok gas melon menjadi berkurang sekitar 10 persen setiap bulannya.
Kelangkaan gas ini terutama dirasakan oleh peternak ayam, seperti Usman, warga Desa Sumberagung, Kecamatan Plosoklaten.
Peternak yang telah menjalani usahanya sejak 2014 tersebut mengungkapkan, ia sangat bergantung pada gas elpiji melon untuk menghangatkan unggasnya di malam hari.
Menurut Usman, jika penggunaan gas melon dibatasi, banyak peternak yang terancam gulung tikar.
“Kalau saya disuruh pakai gas non-subsidi, jelas bangkrut,” keluh Usman yang dalam sehari bisa menghabiskan 16 tabung gas 3 kg untuk peternakannya.
Sebagai tanggapan, Mas Dhito menyebutkan bahwa pemerintah akan memberlakukan skema trade in untuk membantu peternak.
“Nanti ada program penukaran tabung gas 3 kg ke 5 kg secara gratis bagi para peternak,” ungkapnya.
Selain itu, Mas Dhito juga berencana untuk mengatur kembali sistem penggunaan gas elpiji melon di sektor pertanian dan peternakan, serta memperbaiki sistem distribusi dari agen ke pangkalan.
“Kita akan atur ritmenya agar kelangkaan bisa diatasi,” tegasnya.
