Breaking News

Breaking News

Beranda » Serangan Tesla Meningkat! FBI Turun Tangan Bentuk Satgas Kejar Tersangka
0 comment

Serangan Tesla Meningkat! FBI Turun Tangan Bentuk Satgas Kejar Tersangka

Direktur FBI Kash Patel menyatakan serangan ke Tesla baru-baru ini merupakan tindakan terorisme domestik. Ia menegaskan bahwa pihaknya telah membentuk satuan tugas khusus untuk menyelidiki insiden tersebut.

“FBI telah menyelidiki meningkatnya kekerasan yang menargetkan Tesla. Selama beberapa hari terakhir, kami telah mengambil langkah-langkah tambahan untuk menyelidiki dan mengkoordinasikan tanggapan kami. Ini adalah tindakan terorisme domestik. Kami akan mengejar, menangkap, dan mengadili siapa pun yang bertanggung jawab atas gelombang kekerasan ini,” ujar Patel dalam pernyataannya pada Senin (24/3/2025) waktu AS.

Pernyataan tegas Direktur FBI muncul hanya beberapa jam setelah polisi di Austin, Texas, menemukan beberapa alat pembakar di salah satu dealer Tesla. Tim penjinak bom segera dikerahkan untuk menjinakkan alat tersebut sebelum meledak. Alat pembakar tersebut diduga merupakan rangkaian teror serangan ke Tesla.

Menurut Departemen Kehakiman AS, alat pembakar merupakan senjata atau amunisi yang dirancang untuk menimbulkan kebakaran, luka bakar, atau cedera pernapasan. Hingga saat ini, kepolisian Austin masih melakukan penyelidikan dan belum mengidentifikasi tersangka.

Asisten Direktur FBI untuk Urusan Publik, Ben Williamson, mengonfirmasi bahwa FBI telah membentuk satuan tugas khusus yang bekerja sama dengan Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api, dan Bahan Peledak (ATF) untuk menyelidiki serangkaian serangan ke Tesla.

Williamson menegaskan bahwa pembentukan satuan tugas ini baru langkah awal. “Akan ada lebih banyak tindakan yang akan diambil,” ujarnya.

Sumber yang dikutip oleh New York Post menyebutkan bahwa satuan tugas tersebut terdiri dari 10 anggota, termasuk penyelidik dari Divisi Kontraterorisme ATF dan FBI, serta unit khusus senjata pemusnah massal. ATF juga mengirim agen ke kantor FBI di San Antonio, Texas, setelah serangan ke Tesla dengan menggunakan bom molotov terhadap beberapa mobil listrik keluaran perusahaan milik Elon Musk tersebut.

Serangan ke Tesla meningkat setelah Elon Musk, CEO perusahaan tersebut, ditunjuk oleh Presiden Donald Trump untuk memimpin Kantor Efisiensi Pemerintah (DOGE).

Pada 21 Maret 2025, FBI telah mengeluarkan peringatan mengenai aksi vandalisme terhadap mobil Tesla, infrastruktur, dan stasiun pengisian daya di berbagai wilayah AS. Sejumlah serangan ke Tesla telah dilaporkan di setidaknya sembilan negara bagian dalam tiga bulan terakhir, termasuk beberapa yang diduga bermotif politik.

Departemen Kehakiman AS telah menangkap dan mendakwa tiga tersangka di South Carolina, Colorado, dan Oregon atas keterlibatan mereka dalam serangan ini.

Jaksa Agung Pam Bondi menegaskan bahwa serangan ke Tesla dikategorikan sebagai terorisme domestik dan memperingatkan bahwa pelaku dapat menghadapi hukuman penjara hingga 20 tahun.

Sementara itu, Presiden Donald Trump bahkan menyebut kemungkinan mendeportasi pelaku serangan ke Tesla ke penjara super maksimum CECOT di El Salvador, dilansir dari situs resmi berita satu co.id

Leave a Comment

javanica post

Javanica Post adalah portal berita online yang dikelola oleh PT. Javanica Media Digital, salah satu anak perusahaan dari Javanica Group.

Edtior's Picks

Latest Articles

©2024 javanica post. All Right Reserved. Designed and Developed by PEH Digital Agency