Sebanyak 559 kantor pengelolaan keuangan di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) diaudit massal oleh Inspektorat Daerah setempat. Proses audit yang berlangsung dari 18 hingga 30 Desember 2024 ini menemukan dugaan korupsi di satu desa dan maladministrasi pada puluhan kantor dinas.
Diketahui, audit mencakup berbagai instansi, termasuk 229 desa, 21 kelurahan, 19 kecamatan, 21 puskesmas, 375 sekolah dari tingkat TK hingga SMP, dan 15 kantor dinas. Kepala Inspektorat Daerah Kabupaten Flores Timur, Antonius Lebi Raya menjelaskan satu desa terindikasi melakukan penyalahgunaan anggaran hingga ratusan juta rupiah. Selain itu, puluhan desa serta kantor dinas ditemukan melakukan praktik maladministrasi, khususnya dalam pengelolaan akuntansi keuangan.
Antonius menekankan, audit ini bertujuan untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan anggaran.
“Kami memastikan saldo akhir seluruh pengelolaan keuangan per 31 Desember dapat menjadi saldo awal yang valid untuk anggaran tahun 2025,” ujar Antonius seperti dikutip dari Headline News Metro TV, Selasa, 31 Desember 2024.
Antonius menyebut, Inspektorat akan mengambil langkah lebih lanjut untuk menindaklanjuti temuan korupsi dan maladministrasi ini. Langkah korektif dan penegakan hukum akan diterapkan untuk memastikan bahwa pengelolaan keuangan di Flores Timur sesuai dengan prinsip tata kelola yang baik, dilansir dari situs resmi metro co.id
