Produsen kaca asal China, Xinyi Group belum kunjung merealisasikan investasinya di Kawasan Rempang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Hal itu dikarenakan pihaknya menunggu pembebasan lahan selesai 100%.
Kepala Pusat Perencanaan Program Strategis BP Batam Fesly Abadi Paranoan mengatakan sampai saat ini pihaknya masih menyelesaikan pembangunan 961 unit rumah untuk relokasi warga terdampak proyek strategis nasional (PSN) Rempang Eco City. Sejauh ini baru 42 Kepala Keluarga (KK) yang telah menempati rumah baru di Tanjung Banon.
“Investasi Xinyi yang harus dilakukan oleh pemerintah adalah sekarang bagaimana menyiapkan lahannya. Lahan dan semua legalitas terkait lahannya ini harus disiapkan untuk investasi. Hal yang harus diselesaikan adalah dunia masyarakat yang tinggal di tempat ini,” kata Fesly dalam Media Gathering BP Batam di Hotel Manhattan Jakarta, Rabu (18/12/2024).
Selain itu, PT Makmur Elok Graha (MEG) sebagai perusahaan yang mendapatkan hak pengelolaan di kawasan Rempang disebut meminta agar berbagai infrastruktur di sana dibangun oleh pemerintah. Itu lah yang akan BP Batam siapkan ke depannya sambil berjalan.
“Kalau infrastruktur bisa paralel kayak misalnya air kan dia nggak langsung butuh banyak, untuk konstruksi paling dia butuh 20 liter/detik aja, kalau itu sih pakai waduk yang sekarang bisa. Pas dia lagi konstruksi, persiapan, nanti kalau dia sudah mau jalan perlu dermaga, pelabuhan, nah itu yang kita siapkan,” ucapnya.
Fesly menargetkan Xinyi Group bisa merealisasikan investasinya di Rempang Eco-City selambat-lambatnya semester I-2024.
“Itu yang lagi kita kejar. Jadi kita harus cepat-cepat pindahin masyarakatnya, terus mereka mulai persiapan, sambil kita bangun infrastruktur lainnya,” bebernya.
Dikarenakan anggaran BP Batam terbatas, untuk membangun infrastruktur penunjang di kawasan Rempang Eco-City direncanakan akan menggunakan mekanisme Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
“BP Batam kemampuan anggaranya hanya Rp 1 triliun setahun. Jadi memang kita untuk ini KPBU lagi rencananya. Anggarannya itu sekitar Rp 1,2 triliun untuk pembangunan jalannya, lalu nanti kita tenderkan. Nah nanti pembayarannya itu dicicil. Jadi nanti setiap tahun BP Batam harus menganggarkan sekitar sekian ratus miliar untuk mencicil proyek ini,” ucapnya.
Sebagai informasi, Rempang Eco-City mencakup pengembangan kawasan terintegrasi untuk industri, jasa/komersial, agro-pariwisata, residensial dan energi hijau (listrik tenaga surya). Akumulasi nilai investasi jangka panjang sebesar Rp 381 triliun dan diklaim dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 306 ribu orang.
Dalam jangka menengah, investasi dari Xinyi Glass disebut mencapai Rp 165 triliun di lahan seluas 2.000 Ha di kawasan Rempang Eco-City. Dilansir dari situs resmi detik.co.id