Breaking News

Breaking News

Beranda » Lakukan Aksi Pemerkosaan Sesama Jenis Selama 6 Tahun di Sleman Yogyakarta.
0 comment

Lakukan Aksi Pemerkosaan Sesama Jenis Selama 6 Tahun di Sleman Yogyakarta.

Aksi bejat predator gay di Gamping, Sleman, Hendrik (29), memerkosa 22 korban yang mayoritas masih bocah kini berujung bui. Terungkap ada 10 korban yang sudah disodomi tenaga lepas atau outsourching office boy di salah satu TK itu.


“Ini sangat menimbulkan trauma bagi para korban dan anak-anak. Sebanyak 22 korban ini mendapatkan perlakuan tak senonoh dari pelaku. Korban yang disodomi terkonfirmasi 10 sedangkan 12 korban tidak sampai disodomi,” kata Kepala Dinas Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Sleman, Wildan Solichin, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis 11 Oktober 2024.

Wildan menyoroti kondisi psikis korban yang telah terdoktrin predator gay itu. Menurutnya, butuh waktu untuk memulihkan doktrin yang diberikan Hendrik ke para korbannya.

“Aksi sudah berlangsung dalam tahunan dan ada berkali-kali korban mendapatkan tindakan tak senonoh bahkan hingga 10 kali. Ada pembiasaan dan membuat anak itu biasa dan menganggap (perbuatan menyimpang) itu dinilai biasa. Aksi pelaku itu bertumpuk-tumpuk membuat psikologis anak berubah,” jelasnya.

Wildan menyebut timnya butuh bekerja ekstra untuk memberikan pendampingan terhadap para korban Hendrik. Lewat metode modifikasi perilaku anak, pihaknya berupaya untuk mengembalikan pola pikir normal dan membersihkan doktrin predator gay itu ke korbannya.

“Akan memulihkan kondisi alam pikir yang normal anak. Ini terpapar lama dan dia menjadi berubah pola pikirnya, menganggap hal itu biasa bukan buatan tercela. Anak terbiasa dan itu sangat biasa, ini sudah tidak normal tapi dianggap biasa,” ujarnya.

Metode ini juga bertujuan mencegah korban menjadi pelaku berikutnya. Wildan khawatir rasa trauma dan dendam dari korban bisa memantik mereka menjadi pelaku baru jika tak dicegah.

“Psikologi modifikasi itu akan dinormalkan kembali jadi anak-anak yang normal bukan anak yang gay lalu jadi predator baru. Ini bahaya karena bisa jadi cari mangsa dengan aksi sejenis lagi,” ujarnya.

Di sisi lain, pihaknya meminta kerja sama orang tua korban untuk turut mendampingi anaknya yang menjadi korban. Meski begitu, pihaknya juga membuka ruang pendampingan bagi orang tua korban.

“Orang tua disini memiliki peran penting sebagai benteng bagi anak, tapi dalam kasus ini juga berpotensi mengalami trauma atas yang terjadi kepada buah hatinya, sehingga perlu ada pendampingan pula secara psikologis agar tidak ikut down,” tutur dia.

Sebagai informasi, kasus predator paedofil gay itu telah berlangsung sejak 2019. Perbuatan bejat Hendrik baru berhenti saat ada laporan dari orang tua korban ke polisi pada 24 September 2024.

Diketahui, total ada 22 laki-laki yang menjadi korban predator ini. Ironisnya mayoritas korban merupakan siswa SD-SMP.

Kepada polisi, Hendrik mengaku bujuk rayu dia lakukan ke korban dengan membuat rumahnya bak markas anak-anak bermain. Ada fasilitas WiFi gratis hingga dia memasakkan makanan ke anak-anak yang datang agar betah.

“Dari korban rata-rata teman nongkrong, yang suka nongkrong di situ karena ada WiFi dan pelaku sering masak untuk anak-anak ini. Anak-anak juga sempat bawa beras, bawa telur, lalu mi untuk dimasak pelaku,” ujar Kapolsek Gamping AKP Sandro Dwi Rahadian saat ditemui di Mapolsek Gamping, Sleman, Kamis 10 Oktober 2024.

Saat ini polisi masih mendalami dugaan korban lain dari Hendrik. Ada dugaan korban masih bertambah karena belum semuanya melapor.


Leave a Comment

javanica post

Javanica Post adalah portal berita online yang dikelola oleh PT. Javanica Media Digital, salah satu anak perusahaan dari Javanica Group.

Edtior's Picks

Latest Articles

©2024 javanica post. All Right Reserved. Designed and Developed by Rizarch