Tim Polda Sulsel membongkar kecurangan dalam proses seleksi penerimaan anggota Polri tahun 2025. Dalam kasus ini, sejumlah polisi berpangkat Brigadir diduga terlibat.
Informasi yang diterima, oknum polisi yang terlibat itu, diduga panitia seleksi. Mereka bertugas pengawas ujian. Saat ujian, polisi ini diduga membantu calon siswa atau casis mengerjakan tes akademik.
Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Didik Supranoto membenarkan informasi tersebut. Ia mengatakan, oknum polisi yang bertugas mengawasi jalannya tes akademik itu tertangkap tangan membantu para calon siswa.
“Iya, mereka (pengawas) membantu calon siswa mengerjakan soal tes akademik,” kata Didik kepada wartawan, Rabu (14/5) siang.
Oknum polisi yang bertugas pengawas ujian itu dengan sengaja mendatangi para calon siswa. Mereka kemudian, memberitahukan jawaban dengan menggunakan kecerdasan buatan atau artificial intelligence atau AI.
“Mereka memberi tahu jawaban ke peserta tes dengan mencari jawaban di Chat GPT,” jelas Didik.
Sementara itu, Kabid Propam Polda Sulsel, Kombes Pol Zulham Efendi, mengaku polisi yang memberitahukan jawaban kepada calon siswa yang mengikuti tes akademik ini adalah polisi baru. Berpangkat Bintara Polri.
“Itu pengawas kelas (oknum) yang bintara baru itu bekerja sama dengan casis,” tegas dia.
Zulham mengaku telah memeriksa sejumlah oknum polisi yang terlibat atas dugaan pelanggaran etik dan disiplin. Tapi, Zulham tidak menyebut jumlah dan identitas oknum polisi yang dimintai keterangan tersebut.
“Sudah kita periksa pengawas kelas, kode etik dan disiplin. Casisnya kita diskualifikasi. Ada beberapa yang kita periksa. Belum kita ungkap detailnya karena masih dalam pengembangan,” katanya.
Polda Sulsel menegaskan bahwa tindakan tegas akan diberikan terhadap seluruh pihak yang terbukti terlibat dalam praktik kecurangan ini, sebagai bentuk komitmen menjaga integritas proses rekrutmen anggota Polri. dilansir dari situs resmi kumparan co.id.