Breaking News

Breaking News

Beranda » Demi Reka Film Bagus! Tewaskan 2 Orang Anak dan 1 Orang Dewasa.
0 comment

Demi Reka Film Bagus! Tewaskan 2 Orang Anak dan 1 Orang Dewasa.

Kecelakaan fatal yang terjadi saat proses pembuatan film Twilight Zone: The Movie dan menewaskan tiga aktor seketika, dua diantaranya adalah anak-anak. Kasus yang mengubah standar keselamatan baru dalam industri pembuatan film

Twilight Zone : The Movie merupakan film yang dirilis pada musim panas tahun 1983.

Film ini diangkat dari serial TV fiksi ilmiah populer dengan nama yang sama milik Rod Serling. Untuk versi filmnya, akan menampilkan 4 segmen yang akan diadaptasi dari serial TV.

Dan pembuat film, John Landis, pun ditunjuk untuk menyutradarai segmen pertama dari film itu.

Lahir di Chicago, Illinois pada tahun 1950, karirnya cukup cemerlang. Ia bahkan pernah menyutradarai salah satu musik video milik mendiang Michael Jackson yang berjudul “Thriller”

Dalam naskah segmen pertama “Time Out”, menceritakan tentang karakter Bill Connor yang dibawa kembali ke masa perang Vietnam, dimana ia harus melindungi dua anak dari pasukan Amerika. 

Karakter Bill Connor diperankan oleh Vic Morrow, sementara 2 anak lainnya diperankan oleh Myca Dinh Le (7 tahun) dan Renee Shin-Yi Chen (6 tahun).Cerita ini dilansir dari unggahan akun X martabakismissu.

Namun, John Landis, sang sutradara rupanya telah melanggar undang-undang ketenagakerjaan anak dengan mempekerjakan Le dan Renee yang masih dibawah umur tanpa izin resmi dan kontrak formal. Le dan Renee dibayar secara diam-diam untuk menghindari hukum California, yang tidak mengizinkan anak-anak bekerja di malam hari.

Baik pihak casting maupun petugas pemadam kebakaran di lokasi  syuting pun tidak diberitahu tentang keputusan mereka untuk mempekerjakan anak-anak. Pembuatan film itu akhirnya tetap berjalan. Lokasi syuting ditetapkan di Indian Dunes, sebuah kawasan perfilman di kota Santa Clarita, California. 

Indian Dunes memiliki luas 600 hektar yang terdiri dari perbukitan hijau yang luas, gurun kering, hutan lebat, dan sungai Pada 23 Juli 1982, sekitar pukul 3 dini hari, sebuah insiden fatal pun terjadi di tengah-tengah syuting film.

Pada saat itu aktor Vic Morrow sedang melakukan adegan menggendong kedua anak (Le dan Renee) keluar dari desa terpencil dan menyeberangi sungai dangkal sambil dikejar oleh tentara Amerika yang berada di helikopter. Helikopter itu dipiloti oleh veteran perang Vietnam, Dorcey Wingo. 

Sebuah ledakan direncanakan untuk meledak di belakang helikopter, yang kemudian akan “jatuh” ke tanah di belakang para aktor dalam kobaran api yang membara

Namun adegan itu malah berubah menjadi bencana. Bahan peledaknya terlalu kuat dan lintasan terbang helikopter terlalu rendah. Sang pilot, Wingo, juga mengalami serangan panik ketika bola api dan serpihan peledak mengenai salah satu bilah dan rakitan rotor ekor helikopternya.

Helikopter yang terbang rendah itupun berputar di luar kendali, sebelum akhirnya jatuh ke sungai. Tepat dimana Vic Morrow, Le, dan Renee sedang menunggu giliran mereka.

Vic Morrow dan Le seketika terpenggal oleh bilah rotor utama helikopter, sementara Renee tertimpa badan helikopter yang tergelincir ke kanan. Ketiganya pun tewas seketika.

Yang mengerikan, Vic Morrow belum sempat menyelesaikan dialognya “Aku akan menjaga kalian tetap aman, anak-anak. Aku janji. Tidak ada yang akan menyakiti kalian, aku bersumpah demi Tuhan.” 

Setelah insiden tersebut, Badan Keselamatan Transportasi Nasional menggelar investigasi. 

Pada Oktober 1984, mereka menetapkan penyebab kecelakaan adalah “ledakan efek khusus yang sarat serpihan terlalu dekat dengan helikopter yang terbang rendah” dan juga kegagalan komunikasi

Pihak keluarga dari ketiga korban mengajukan gugatan perdata dengan jumlah yang dirahasiakan. Sementara John Landis, pilot helikopter Wingo, manajer produksi, ahli bahan peledak, dll menghadapi dakwaan pembunuhan tidak sengaja atas perbuatan mereka. Sidang pidana yang memanas berlangsung selama 10 bulan antara April 1986-Februari 1987. 

Jaksa Distrik Los Angeles bahkan menggambarkan John Landis sebagai “Pembunuh berkerah putih” karena dugaan pengabaian keselamatan aktor di lokasi syuting.

Dalam persidangan, pembelaan menyatakan bahwa insiden itu adalah kecelakaan yang tidak dapat diprediksi.

Hingga pada tahun 1987, ketika persidangan yang berlangsung hingga 10 bulan itu usai, juri memutuskan untuk membebaskan kelima terdakwa.

Setelahnya, industri film mulai menerapkan berbagai protokol untuk mencegah kecelakaan seperti itu terjadi lagi. Dalam tiga tahun sejak insiden tersebut, dilaporkan bahwa kecelakaan di lokasi syuting berhasil turun sekitar 69 persen.

Leave a Comment

javanica post

Javanica Post adalah portal berita online yang dikelola oleh PT. Javanica Media Digital, salah satu anak perusahaan dari Javanica Group.

Edtior's Picks

Latest Articles

©2024 javanica post. All Right Reserved. Designed and Developed by Rizarch