Breaking News

Breaking News

Beranda » Benarkah Punya Mobil Mercy! Akan Diaudit, Kekayaan Pengurus Ponpes Al-Khoziny Disorot
0 comment

Benarkah Punya Mobil Mercy! Akan Diaudit, Kekayaan Pengurus Ponpes Al-Khoziny Disorot

Musibah runtuhnya musala di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khonziny, Buduran, Sidoarjo, pada 29 September 2025, menyisakan duka mendalam bagi masyarakat Indonesia. 

Peristiwa tragis yang menewaskan puluhan santri tersebut tidak hanya menimbulkan keprihatinan nasional, tetapi juga menggugah perhatian Presiden Prabowo Subianto. 

Atas peristiwa ambruknya musholla Al-Khonziny Sidoarjo ini, pemerintah menegaskan akan melakukan evaluasi total terhadap seluruh pondok pesantren di Indonesia, terutama menyangkut kelayakan bangunan dan keselamatan para santri.

Seiring dengan proses evakuasi yang masih berlangsung, muncul berbagai temuan di lokasi kejadian yang menimbulkan pertanyaan publik.

Salah satunya adalah penemuan sebuah mobil mewah Mercedes-Benz dalam kondisi ringsek di antara reruntuhan bangunan musala.

Mobil berwarna hitam tersebut ditemukan di dekat rumah pengasuh pesantren dan berhasil dievakuasi menggunakan alat berat setelah proses panjang.

Keberadaan mobil mewah di lingkungan pesantren ini pun menimbulkan sorotan tajam terhadap kekayaan pribadi pengurus Ponpes Al-Khonziny.

Publik mulai mempertanyakan dari mana sumber kepemilikan mobil tersebut, terlebih setelah beredar dugaan, bahwa kendaraan itu merupakan milik salah satu pengasuh pesantren.

Meski identitas pemilik belum dikonfirmasi secara resmi oleh aparat, isu tersebut telah menyulut diskusi hangat tentang transparansi keuangan dan gaya hidup pengurus pesantren yang selama ini dikenal sederhana.

Muncul pula desakan agar audit terhadap pondok pesantren tidak hanya mencakup aspek bangunan, tetapi juga pengelolaan dana dan kekayaan yayasan.

Pemerintah pusat dikabarkan akan menurunkan tim gabungan untuk melakukan audit menyeluruh, mulai dari struktur bangunan hingga administrasi keuangan pondok pesantren.

Langkah ini dianggap penting mengingat banyak pesantren di Indonesia menerima bantuan operasional dari pemerintah.

Jika ditemukan adanya penyimpangan dana publik atau pelanggaran dalam pembangunan, maka proses hukum akan segera dilakukan.

Sosok Pengurus Ponpes Al-Khonziny

Namun, di tengah polemik yang berkembang, sosok pengasuh Ponpes Al-Khonziny, K. H. R. Abdus Salam Mujib, juga menjadi pusat perhatian publik.

Ia dikenal sebagai tokoh ulama yang disegani di wilayah Sidoarjo dan berasal dari keluarga besar pesantren yang telah berkiprah selama lebih dari satu abad.

Abdus Salam Mujib merupakan putra dari K. H. Abdul Mujib Abbas cucu dari K. H. Moh Abbas bin Mohzin bin Qoiruddin bin Ghazali, pendiri awal pesantren Al-Khoziny (dahulu dikenal dengan nama Al-Qazini).

Garis keturunan ulama ini membuatnya dianggap sebagai penerus tradisi keilmuan Islam klasik yang kuat di Jawa Timur.

Sejak muda, Abdus Salam Mujib dikenal tekun menimba ilmu agama. Ia menempuh pendidikan di pesantren keluarganya sebelum melanjutkan ke Pondok Pesantren Sarang, Rembang, yang diasuh oleh KH. Maimoen Zubair.

Setelah itu, ia menuntut ilmu ke luar negeri di Universitas Al-Azhar, Kairo, dan meraih gelar sarjana muda dalam bidang Syariah.

Sekembalinya ke tanah air, ia aktif mengajar dan mengembangkan sistem pendidikan terpadu di pesantrennya, menggabungkan pendidikan agama, umum, dan keterampilan praktis bagi para santri.

Di bawah kepemimpinannya, Ponpes Al-Khonziny berkembang pesat. Tidak hanya membuka madrasah diniyah dan sekolah formal, pesantren ini juga memiliki perguruan tinggi Islam bernama Institut Agama Islam (IAI) Al-Khonziny, yang menjadi salah satu lembaga pendidikan Islam terbesar di Sidoarjo.

Ia dikenal sebagai figur yang karismatik, namun tegas dalam mendidik santri. Banyak muridnya yang kemudian menjadi pengajar, mubalig, dan tokoh masyarakat di berbagai daerah.

Namun, di balik kiprahnya yang luas, isu mengenai dugaan kelalaian pembangunan dan munculnya aset mewah seperti mobil Mercedes-Benz membuat nama Abdus Salam Mujib kini berada di bawah sorotan.

Beberapa pihak menilai, bahwa pembangunan musala yang ambruk dilakukan dengan tergesa-gesa dan tidak sesuai prosedur teknis.

Bahkan beredar video yang memperlihatkan santri ikut terlibat dalam proses pengecoran bangunan, yang memicu kritik tajam terhadap manajemen pesantren.

Tragedi di Ponpes Al-Khonziny menjadi pengingat penting, bahwa lembaga pendidikan berbasis keagamaan pun harus memiliki standar keselamatan dan akuntabilitas yang tinggi.

Audit yang akan dilakukan diharapkan tidak hanya mengungkap akar permasalahan dari sisi konstruksi.dilansir dari situs resmi kabar megapolitan co.id

Leave a Comment

javanica post

Javanica Post adalah portal berita online yang dikelola oleh PT. Javanica Media Digital, salah satu anak perusahaan dari Javanica Group.

Edtior's Picks

Latest Articles

©2024 javanica post. All Right Reserved. Designed and Developed by PEH Digital Agency