Aksi memperingati Hari Tani Nasional (HTN) ke-65 di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (24/9/2025), diwarnai aksi ekstrem berupa cor badan. Aksi ini dilakukan sembilan petani asal Riau sebagai bentuk protes atas belum terselesaikannya konflik agraria di daerah mereka.
Pantauan Kompas.com, seorang pria terlihat berdiri di dalam kerangka semen setinggi perutnya. Tubuh bagian bawahnya terkurung dalam coran semen yang mulai mengeras, dibalut plastik bening, tepat di tengah jalan di depan barikade besi polisi.
Sejumlah peserta aksi membantu proses pengecoran secara manual, mengaduk campuran semen dan pasir dengan ember kecil.
Menurut Betran Sulani, Ketua Wilayah Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Jakarta sekaligus perwakilan aliansi massa aksi, Ridwan, pimpinan kelompok tani dari Riau, menjadi peserta pertama yang dicor.
“Petani Riau ini sudah bolak-balik ke kementerian, tapi kasus agraria mereka tak kunjung diselesaikan. Aksi cor badan ini bentuk kekecewaan dan perlawanan,” ujarnya. Betran menegaskan, aksi cor badan akan terus berlangsung hingga tuntutan para petani diterima langsung oleh Presiden terpilih, Prabowo Subianto.
“Kami ingin bertemu langsung dengan Prabowo. Kami ingin dia dengar dari mulut kami sendiri persoalan agraria di negeri ini,” tegas Betran. Meskipun 15 perwakilan aliansi disebut akan diterima oleh Kementerian Sekretariat Negara, massa menilai respons tersebut belum cukup.
Selain aksi cor badan, massa juga membawa boneka tikus berukuran besar yang diisi jerami dan berpakaian jas hitam sebagai simbol kritik terhadap praktik korupsi di birokrasi pemerintah.
“Itu lambang kolusi antara birokrat dan pengusaha yang merampok uang negara,” ujar Betran. Di barisan depan, para petani mengangkat hasil panen seperti padi, pisang, pete, dan labu. Beberapa peserta mengenakan busana adat dari berbagai daerah, menunjukkan keberagaman budaya dalam perjuangan agraria.
“Kami bawa padi dan singkong supaya pemerintah lihat langsung, beginilah hasil kerja keras kami,” ucap Trisno (45), petani asal Depok. Enam tuntutan SPI Aksi yang digelar oleh Serikat Petani Indonesia (SPI) bersama organisasi rakyat, mahasiswa, dan buruh mengusung enam tuntutan utama:
- Menyelesaikan konflik agraria dan menghentikan kriminalisasi petani.
- Mengalokasikan tanah perkebunan dan kehutanan sebagai Tanah Objek Reforma Agraria (TORA).
- Merevisi Perpres Reforma Agraria No. 62 Tahun 2023.
- Merevisi UU Pangan, UU Kehutanan, UU Koperasi, serta mendorong pengesahan UU Masyarakat Adat.
- Mencabut UU Cipta Kerja.
- Membentuk Dewan Nasional Reforma Agraria dan Dewan Nasional Kesejahteraan Petani.
Akibat aksi, Jalan Medan Merdeka Selatan ditutup sementara, dan arus lalu lintas dialihkan ke Jalan Haji Agus Salim, sehingga menimbulkan kepadatan kendaraan dari arah Gambir.
Sebanyak 8.340 personel gabungan Polri, TNI, dan Pemprov DKI Jakarta dikerahkan untuk mengamankan jalannya unjuk rasa di kawasan Monas, Istana Negara, dan Gedung DPR/MPR RI. Hingga berita ini ditayangkan, massa aksi masih bertahan di lokasi, dengan orasi-orasi terus berlangsung dari atas mobil komando.dilansir dari situs resmi kompas co.id