Kolam air hangat di persawahan Kedungsari, Kelurahan Gunung Gedangan, Magersari, Kota Mojokerto mendadak menjadi buah bibir warga setempat. Pasalnya, lokasi tersebut viral karena diduga jadi arena kaum gay.
Kolam air hangat ini berada di sawah belakang Perumahan Tribuana Residence. Jaraknya sekitar 15 meter di sebelah barat perumahan ini, hanya dipisahkan rawa. Sedangkan dari permukiman penduduk Lingkungan Kedungsari, jaraknya sekitar 50 meter.
Terdapat sumber air hangat di tengah kolam dengan diameter sekitar 5 meter ini. Air hangat mengalir melalui 2 pancuran sekaligus ke dalam kolam. Sekilas tak ada yang aneh dari kolam ini. Yang membuatnya menarik adalah sampah yang betebaran di sekitarnya.
Sampah-sampah di sekitar kolam didominasi saset sampo, bungkus sabun, kondom, pelumas, sabun cuci baju, bungkus pakaian dalam pria, hingga CD pria. Ternyata, kolam ini disebut-sebut menjadi tempat kencan kaum gay. Informasi ini sudah menjadi rahasia umum warga Kedungsari.
“Informasinya menjadi tempat kaum homo, ada yang ciuman, juga mandi air hangat,” kata RB (40), warga Lingkungan Kedungsari kepada wartawan di lokasi, Rabu (9/7/2025).
Aktivitas kaum homo di kolam ini, lanjut RB, biasanya berlangsung malam hari. Mereka datang dari luar Lingkungan Kedungsari. Usia mereka dari yang muda sampai yang sudah tua. Menurutnya, warga sekitar sudah berulang kali membubarkan mereka.
“Sudah sering dibubarkan warga karena homo menjijikkan, mereka menurut, tapi tiga hari kemudian datang lagi,” ungkapnya.
Warga Kedungsari lainnya, SR (60) menuturkan, kolam air hangat ini bekas proyek gagal pengeboran minyak era 1990an. Akses masuk ke kolam cukup dekat dari depan rumahnya. Sehingga ia tahu kalau kaum gay biasa beraktivitas pukul 21.00-01.00 WIB.
“Kadang 6 orang, paling banyak 10 orang, laki-laki semua, tidak ada yang perempuan. Aktivitas mereka saya tidak tahu, setahu saya cuma mandi,” terangnya.
SR menyebut aktivitas kaum gay di kolam air hangat ini terakhir kali tahun 2023. Sebab warga setempat kerap membubarkan mereka. “(Dibubarkan) Karena mengganggu para pemuda sini. Akhir-akhir ini sudah tidak ada,” jelasnya.
Penuturan berbeda disampaikan salah satu warga Perumahan Tribuana Residence. Ia mengaku masih kerap mendengar suara aktivitas para pria di kolam air hangat tersebut. Sebab lokasi kolam cukup dekat dengan rumahnya.
“Kegiatannya apa kami juga tidak tahu. Iya informasinya begitu (kumpulan kaum homo). Sekarang tidak seramai awal kami menempati rumah ini,” tandasnya. dilansir dari situs resmi detik co.id.