Pimpinan sebuah perusahaan tour and travel di Kota Pekanbaru, Riau, tak menggubris kedatangan Wakil Menteri Tenaga Kerja (Wamenaker), Immanuel Ebenezer Gerungan, yang melakukan inspeksi mendadak (sidak) terkait dugaan penahanan ijazah 12 mantan karyawan.
Immanuel datang ke kantor perusahaan di Jalan Teuku Umar, Rabu (23/4/2025) petang, didampingi Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Riau, anggota dewan, dan aparat kepolisian.
Namun, pimpinan perusahaan tak kunjung menemui rombongan. Bahkan, pintu menuju ruangan pimpinan dikunci dan tidak ada satu pun perwakilan yang bersedia menemui.
Karena waktu keberangkatan pesawat ke Jakarta sudah dekat, Immanuel meninggalkan lokasi. Sebelum pergi, ia memerintahkan Disnakertrans Riau untuk tetap menunggu hingga dapat menemui pimpinan perusahaan dan mengusut dugaan penahanan ijazah.
Sekitar satu setengah jam setelah Immanuel pergi, Kepala Disnakertrans Riau Boby Rachmat dan anggota dewan akhirnya berhasil bertemu dengan pimpinan perusahaan.
“Karena mereka merasa tidak pernah ada kejadian ini, dan juga sidak yang dilakukan tadi mereka merasa diintimidasi gitu. Tapi kita sampaikan itu tidak ada. Kita hanya ingin klarifikasi terkait pengaduan masyarakat,” kata Boby saat diwawancarai wartawan, Rabu (24/4/2025).
Boby menjelaskan, dalam pertemuan tersebut pihak perusahaan menyampaikan bahwa mereka tidak pernah menahan ijazah mantan karyawan. Namun, mereka meminta data lengkap siapa saja mantan karyawan yang merasa ijazahnya ditahan.
“Ini kan dari (pengakuan) mereka. Merasa tidak ada menahan ijazah. Mereka minta mana datanya dan siapa pekerjanya. Ini yang perlu kita pertemukan tadi. Jadi bukan kita tidak berhasil (mengambil ijazah). Kita sudah berhasil bertemu dengan pimpinan perusahaan setelah menunggu. Alhamdulillah, kita ketemu dengan kesabaran kita juga kan,” ujar Boby. Sebagai tindak lanjut, Disnakertrans Riau akan memanggil 12 mantan karyawan dan pihak perusahaan untuk diklarifikasi bersama.
Ketika ditanya soal sektor usaha perusahaan tersebut, Boby menyebut perusahaan saat ini bergerak di bidang tour and travel. Namun, keterangan ini berbeda dengan yang disampaikan para mantan karyawan.
“Nah, itu dia. Perusahaan tidak merasa ini (mantan karyawan) adalah (dari) perusahaan mereka. Makanya mereka minta data,” tutur Boby. Sementara itu, awak media tidak diperkenankan masuk ke dalam kantor oleh pihak perusahaan.
Hingga saat ini, pimpinan perusahaan belum bersedia memberikan pernyataan kepada wartawan. dilansir dari situs resmi kompas co.id.