Kementerian Keuangan (Kemenkeu) masih berupaya untuk mendukung membenahi tata kelola ekspor impor di Indonesia. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mendatangi langsung Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Tipe Madya Pabean (KPPBC TMP) Tanjung Perak dan Kantor Balai Laboratorium Bea dan Cukai (KBLBC) Kelas II Surabaya pada Selasa (11/11).
“Melihat langsung proses pemeriksaan fisik barang ekspor impor yang ada di tempat pemeriksaan barang ekspor impor di Pelabuhan peti kemas,” tulis Purbaya melalui akun TikTok resminya @purbayayudhis, Rabu (12/11).
Dalam kunjungan ini, ia kembali menemukan modus under invoicing dalam proses ekspor impor. Modus ini merupakan praktik melaporkan nilai faktur suatu barang atau jasa yang lebih rendah dari harga sebenarnya untuk mengurangi bea masuk dan pajak sehingga merugikan negara.
Dalam kunjungannya ini, Purbaya menemukan barang berupa mesin dengan harga yang dicantumkan hanya US$ 7 atau sekitar Rp 117.054 (kurs Rp 16.722 per dolar AS. Namun saat ia memeriksa harga jual itu di e-commerce, barang itu dijual dengan harga mahal hingga puluhan juta rupiah.
“Waktu periksa kontainer ada yang menarik harganya kayak murahan. Masa harga barang sebagus itu cuma US$ 7 di marketplace Rp 40 juta-50 juta nanti di cek lagi,” ujar Purbaya dalam video yang diunggah dalam akun tersebut.
Melihat Pengoperasian Container Scanner
Dia juga melihat langsung pengoperasian container scanner yang baru dipasang sekitar dua pekan lalu. Meskipun belum sempurna, Purbaya yakin alat tersebut bisa semakin meningkatkan dan mempercepat kemampuan pegawai Bea dan Cukai dalam melakukan pemeriksaan barang.
Purbaya juga melakukan kunjungan ke KBLBC Kelas II Surabaya. Ini merupakan salah satu unit pendukung teknis yang memegang peran penting dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Bea dan Cukai.
KBLBC mempunyai tugas melaksanakan pengujian barang secara laboratoris dan atau identifikasi barang. Selain itu juga pengembangan laboratorium berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Dalam kesempatan tersebut, Purbaya meninjau langsung fasilitas laboratorium. KBLBC Kelas II Surabaya kini telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang responsif gender untuk memastikan bahwa seluruh pegawai dapat mengakses, menggunakan, dan merasa nyaman di lingkungan kerja tanpa diskriminasi.
“Lab kita bagus tadi saya bilang ke temen-temen di lab kalo ada kurang peralatan bilang, biar bisa dilengkapi. Tadi juga saya melihat pengoperasian container scanner baru dua minggu depannya dipasang lumayan bagus walau belum sempurna,” ujarnya. dilansir dari situs resmi katadata co.id