Breaking News

Breaking News

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Peru sepakat mencopot Presiden Dina Boluarte, salah satu pemimpin paling tidak populer di dunia, dalam sidang larut malam yang digelar beberapa jam pada Kamis menjelang Jumat. 

Seperti dilansir Al Jazeera, ini setelah partai-partai politik dari berbagai kalangan menuntut pemakzulannya, di tengah gelombang kejahatan yang intensif di negara tersebut.

Para politisi memberikan suara pada Kamis malam untuk memperdebatkan pemecatan Boluarte dari jabatannya dengan alasan “ketidakmampuan moral” dan memanggilnya untuk membela diri di hadapan Kongres pada pukul 23.30 waktu setempat.

Ia tak kunjung tiba, dan anggota parlemen memiliki suara yang cukup untuk melanjutkan proses pemakzulan cepat tak lama setelah tengah malam, dengan 124 suara mendukung pemecatannya.

Boluarte tidak memiliki wakil presiden untuk menggantikannya, sehingga Ketua DPR Peru Jose Jeri dilantik sebagai presiden baru negara itu.

Melaporkan dari Lima, Mariana Sanchez dari Al Jazeera mengatakan anggota parlemen telah memutuskan untuk memberikan suara mendukung pemecatan Boluarte karena ia “sangat tidak sopan” karena tidak memenuhi panggilan mereka.

Pemecatannya melanjutkan proses pergantian pemimpin di negara Andes tersebut, yang telah memiliki enam presiden sejak 2018. Ini menjerumuskan negara itu ke dalam apa yang disebut Sanchez sebagai “krisis politik lainnya” hanya enam bulan menjelang pemilihan presiden berikutnya.

Sanchez mencatat bahwa Presiden Jeri, 38 tahun, yang baru dilantik menghadapi tuduhan pemerkosaan.

Sangat Tidak Disukai

Boluarte, presiden perempuan pertama Peru, menjabat pada Desember 2022 setelah Kongres menggunakan mekanisme yang sama untuk memakzulkan pendahulunya.

Setelah pemungutan suara Jumat, Boluarte berbicara di televisi nasional, menceritakan pencapaian pemerintahannya.

“Saya tidak memikirkan diri saya sendiri, melainkan rakyat Peru,” ujarnya seperti dilansir Arab News.

Beberapa menit setelah pidatonya, siaran dihentikan untuk menayangkan pelantikan Jerí.

Jerí, presiden Kongres, dilantik Jumat pagi sebagai presiden sementara untuk mengakhiri masa jabatan Boluarte. Pemilihan umum dijadwalkan April mendatang dan masa jabatan Boluarte akan berakhir pada 28 Juli 2026.

Jerí mengatakan ia akan membela kedaulatan Peru dan menyerahkan kekuasaan kepada pemenang pemilihan umum pada April.

Perubahan peristiwa yang mengejutkan ini terjadi hanya beberapa jam setelah penembakan di sebuah konser di ibu kota yang memicu kemarahan atas kejahatan yang melanda negara Amerika Selatan tersebut.

Para anggota DPR telah menyetujui empat permintaan pemungutan suara untuk mencopot Boluarte dari jabatannya atas apa yang mereka sebut sebagai ketidakmampuan pemerintahannya dalam membendung kejahatan

Tidak seperti delapan upaya sebelumnya untuk mencopotnya, hampir semua fraksi legislatif menyatakan dukungan atas permintaan terbaru tersebut, termasuk partai-partai sayap kanan yang secara historis mendukungnya.

Boluarte, 63 tahun, sangat tidak disukai, dengan tingkat penerimaan antara 2 persen dan 4 persen dalam jajak pendapat, menyusul tuduhan bahwa ia telah mengambil keuntungan secara ilegal dari jabatannya.

Ia berkuasa pada Desember 2022 setelah pendahulunya, Presiden Pedro Castillo, yang pernah menjabat sebagai wakil presiden di bawahnya, digulingkan dan ditangkap setelah ia berupaya membubarkan Kongres.

Pemecatan Castillo disambut dengan protes yang meluas dan mematikan selama berbulan-bulan, terutama di komunitas pedesaan dan masyarakat adat, dengan pemerintahan Boluarte dituduh menggunakan kekerasan berlebihan untuk menindas mereka.

Ada lebih dari 500 protes yang menuntut pengunduran dirinya dalam tiga bulan pertama masa jabatan kepresidenannya.

Salahkan Imigran

Pada Rabu, ia sebagian menyalahkan situasi ini pada imigran yang tinggal di negara itu secara ilegal.

“Kejahatan ini telah berkembang selama beberapa dekade dan diperkuat oleh imigrasi ilegal, yang belum diberantas oleh pemerintahan sebelumnya,” ujarnya dalam sebuah upacara militer. “Sebaliknya, mereka telah membuka pintu perbatasan kami dan membiarkan penjahat masuk ke mana-mana… tanpa batasan apa pun.”

Data resmi menunjukkan bahwa 6.041 orang tewas antara Januari dan pertengahan Agustus 2025, jumlah tertinggi selama periode yang sama sejak 2017. Sementara itu, pengaduan pemerasan mencapai 15.989 antara Januari dan Juli 2025, meningkat 28 persen dibandingkan periode yang sama pada 2024.

Krisis kepresidenan terbaru di negara itu meletus setelah seorang pria melepaskan tembakan dan melukai lima orang pada Rabu saat konser grup cumbia paling populer di Peru, Agua Marina.

Perdana Menteri Eduardo Arana pada Kamis membela Boluarte dalam sidang dengar pendapat yang berfokus pada kejahatan di hadapan Parlemen, tetapi hal itu tidak cukup untuk menghalangi anggota parlemen untuk melanjutkan mosi agar presiden dicopot dari jabatannya.

“Kekhawatiran Parlemen tidak terselesaikan hanya dengan menanggapi permintaan pemakzulan, apalagi menyetujuinya,” ujar Arana kepada para anggota parlemen.

“Kami tidak akan bersikukuh pada posisi kami. Kami di sini, dan kami tahu sejak awal bahwa hari pertama kami di sini bisa jadi juga hari terakhir kami menjabat.”dilansir dari situs resmi tempo co.id

Leave a Comment

javanica post

Javanica Post adalah portal berita online yang dikelola oleh PT. Javanica Media Digital, salah satu anak perusahaan dari Javanica Group.

Edtior's Picks

Latest Articles

©2024 javanica post. All Right Reserved. Designed and Developed by PEH Digital Agency