Restoran legendaris Ayam Goreng Widuran Solo karena polemik non-halal. Pegawai rumah makan Ayam Goreng Widuran Solo akhirnya buka suara soal menu tidak halal di restoran yang sudah berdiri sejak 1973 tersebut.
Menurut Nanang, yang sudah sudah bekerja selama 10 tahun, bertugas di bagian penggorengan. Menurutnya, bahan non halal yang dipakai hanya untuk kremesan ayam. Kremesan tersebut digoreng menggunakan minyak babi.
“Kremesan dibuat dari yang non halal, dari minyaknya. Kalau untuk yang menggoreng ayam beda minyak, minyak yang dipakai untuk kremes non halal. Minyak ini cuma untuk kremesan,” ungkap Nanang seperti dikutip detik Jateng, Senin (26/5/2025).
Rumah makan Ayam Goreng Widuran Solo kini ditutup sementara buntut temuan menu kremesan yang dibuat dari bahan non halal tersebut.
Nanang pun berharap penutupan tersebut tak berlangsung lama dan Ayam Goreng Widuran Solo bisa dibuka kembali.
Polemik soal Ayam Goreng Widuran muncul setelah sejumlah konsumen mengaku merasa dibohongi lantaran pemilik restoran tidak transparan soal pemakaian minyak babi untuk menggoreng ayam. Sejumlah konsumen Muslim, sebagian dari mereka berhijab, menulis review di Google yang menyatakan kekecewaan mereka.
“Sempat beberapa kali beli kremesnya untuk lauk anak di rumah Dan yg bikin shock ternyata makanan disini nggak halal. Padahal saya makan disana memakai hijab. Kenapa pegawainya tidak ada yg memberi tahu saya????” tulis pemilik akun Yuyun Novita.
Setelah ramai review soal status non-halal, pihak restoran akhirnya membuat pengumuman resmi soal status produk mereka.
“Kami telah mencantumkan keterangan NON-HALAL secara jelas di seluruh outlet dan media sosial resmi kami,” demikian bunyi pengumuman dari Ayam Goreng Widuran. dilansir dari situs resmi cnbc co.id.