Nama Valentinus Resa mendadak ramai diperbincangkan di media sosial usai cuplikan tayangan dirinya membawakan berita dengan gaya satir dan penuh sindiran tersebar luas di platform X (dulu Twitter).
Dalam video tersebut, Valentinus tampil membawakan berita dengan sentuhan humor yang tak biasa, menyelipkan kritik tajam namun dengan cara yang menghibur.
Tak butuh waktu lama, gaya penyajian berita yang segar dan nyentrik ini langsung menarik perhatian warganet.
Banyak yang menganggap pendekatannya unik dan menghibur, namun tak sedikit pula yang menganggap gaya tersebut menyalahi pakem jurnalistik.
Ormas yang Melayangkan Somasi
Salah satu pihak yang menunjukkan penolakan keras adalah organisasi massa bernama Perisai Kebenaran Nasional.
Mereka bahkan mengeluarkan somasi terbuka kepada Metro TV, menilai bahwa gaya satir yang dibawakan oleh Valentinus tidak mencerminkan kualitas jurnalisme yang layak.
Dalam video berdurasi lebih dari empat menit yang diunggah oleh akun @mdy_asmara1701, perwakilan ormas tersebut menyampaikan kritik keras mereka.
“Kami minta host ini tidak dilanjutkan apabila diduga menyampaikan narasi yang bukan berasal dari produk jurnalistik murni. Harus diperhatikan terus,” ujar salah satu perwakilan mereka.
Mereka beranggapan, gaya bercanda dalam penyampaian berita justru bisa merusak tatanan penyiaran di Indonesia.
Bahkan, ormas itu menilai bahwa gaya satir Valentinus bisa mengandung muatan politis terselubung dan berpotensi memengaruhi opini publik secara negatif.
“Inilah contoh dari bercanda yang tidak membangun. Diduga ada maksud menjatuhkan pemikiran masyarakat lewat gaya penyiaran seperti ini,” lanjut perwakilan ormas tersebut.
Siapa Valentinus Resa?
Di balik kontroversi tersebut, Valentinus Resa sebenarnya bukan nama baru di dunia penyiaran nasional.
Ia lahir di Manado, Sulawesi Utara, pada tahun 1986, dan memiliki latar belakang keturunan Jawa-Ambon.
Meski lahir di timur Indonesia, masa kecilnya banyak dihabiskan di Jakarta karena pekerjaan orang tuanya yang berpindah-pindah.
Riwayat pendidikannya pun dilalui di ibu kota, mulai dari SD Melania III, SMP Kanisius, hingga SMA Negeri 68 Salemba.
Ketertarikan terhadap dunia jurnalistik mulai tumbuh saat ia menempuh pendidikan di Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta, jurusan Jurnalistik.
Selepas kuliah, Valentinus sempat menghadapi tantangan dalam mencari pekerjaan.
Ia melamar ke berbagai media, baik cetak maupun televisi, hingga akhirnya diterima di Metro TV pada tahun 2011.
Titik balik kariernya dimulai tahun 2014, ketika ia berhasil lolos casting dan didapuk sebagai presenter acara olahraga.
Dari sana, namanya mulai dikenal publik dan dipercaya membawakan berbagai program, termasuk peliputan ajang balap internasional seperti F1, F2, dan F3 di sejumlah negara di Eropa.
Selain gaya penyampaiannya yang unik dan kontroversial, netizen juga sempat membicarakan kemiripan wajah Valentinus dengan Letkol Teddy Indra Wijaya—menambah warna tersendiri dalam popularitasnya di dunia maya.dilansir dari situs resmi solo balapan co.id