Tim penyidik dari Badan Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi (CIO) Korea Selatan pagi ini mendatangi kediaman resmi Presiden nonaktif Korsel Yoon Suk Yeol di Yongsan-gu, Seoul, untuk menangkapnya. Penangkapan Yoon terkait dengan pemberlakuan darurat militer pada awal Desember 2024.
Tim CIO atau KPK Korsel berhasil memasuki kediaman resmi Yoon Suk Yeol, Jumat (3/1/2025) sekitar pukul 08.03 waktu setempat, untuk menangkap presiden yang sudah dimakzulkan oleh parlemen Korea Selatan itu.
The Korea Herald melaporkan mereka awalnya dihalangi oleh sekitar 20 pengawal Presiden Yoon. Namun, akhirnya pengawal mengizinkan penyidik memasuki kediaman Yoon setelah terjadi kebuntuan sekitar dari satu jam.
Jika CIO berhasil menangkap Yoon pagi ini, maka mereka memiliki waktu 48 jam untuk memeriksanya dan menahannya selama 20 hari. Untuk menahannya lebih lama, KPK Korsel harus mengajukan surat perintah baru untuk tambahan waktu 20 hari.
Sekitar 50 penyidik dari CIO yang memimpin tim investigasi gabungan dengan polisi dan Kementerian Pertahanan tiba di kediaman resmi Presiden Yoon sekitar pukul 07.20 pagi waktu setempat.
Lima kendaraan yang membawa tim penyidik memasuki area kediaman Yoon, melewati kawat pembatas polisi yang dipasang di jalan.
Sekitar 2.800 polisi telah dikerahkan ke jalanan dekat kediaman Yoon untuk mengendalikan situasi.
Sebelumnya pengadilan di Seoul telah mengeluarkan surat perintah penangkapan Presiden Yoon, karena ia memberlakukan darurat militer untuk mencoba menangkap lawan politiknya.
Pada Kamis (2/1/2025), sekitar 10.000 orang berkumpul di dekat kediaman Yoon berusaha menghalangi penyidik menangkap presiden yang sudah dimakzulkan oleh parlemen itu, dilansir dari situs resmi beritasatu co.id