Pakistan mengumumkan pada Sabtu (10/5/2025) bahwa pihaknya telah meluncurkan operasi militer balasan terhadap India dengan menggunakan rudal jarak menengah Fateh. Serangan ini menargetkan fasilitas penyimpanan rudal dan pangkalan udara India di Pathankot dan Udhampur.
Langkah ini diambil menyusul tuduhan Pakistan bahwa India telah lebih dahulu menembakkan rudal ketiga pangkalan udara di wilayahnya, termasuk satu yang berada di pinggiran ibu kota Islamabad, di tengah meningkatnya konflik antara dua negara bersenjata nuklir tersebut.
Menurut laporan Televisi Nasional Pakistan, serangan balasan masih terus berlangsung dan menargetkan beberapa lokasi strategis di India.
Pemerintah Pakistan menamai operasi militer ini sebagai Bunyan-un-Marsoos, yang berarti tembok yang dibentengi dengan timah. Menteri Informasi Attaullah Tarar menjelaskan bahwa nama tersebut mencerminkan kekuatan dan keteguhan Pakistan dalam menghadapi ancaman.
Ketegangan meningkat sejak Rabu (7/5/2025) lalu ketika India melancarkan serangan udara ke wilayah Pakistan, menargetkan lokasi yang diklaim sebagai markas kelompok teroris. Serangan ini disebut sebagai respons atas aksi mematikan terhadap wisatawan di Kashmir India, yang menyebabkan 26 orang tewas.
Bentrokan yang berlangsung melibatkan serangan rudal, pesawat tak berawak (drone), dan baku tembak di sepanjang garis kontrol di Kashmir. Konflik ini disebut sebagai yang terburuk dalam beberapa dekade terakhir, dengan lebih dari 50 warga sipil tewas, sebagian besar di wilayah Pakistan.
Juru Bicara Militer Pakistan, Mayor Jenderal Ahmed Sharif Chaudhry, mengonfirmasi bahwa India telah meluncurkan rudal ke tiga pangkalan udara Pakistan. Ia menyebut sebagian besar rudal telah berhasil dicegat dan menegaskan bahwa tidak ada aset udara yang rusak.
Salah satu pangkalan yang menjadi target adalah Pangkalan Udara Nur Khan di Rawalpindi, sekitar 10 kilometer dari Islamabad. Pangkalan ini dikenal sebagai lokasi pendaratan pejabat tinggi asing. Beberapa jam sebelum serangan, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel Al-Jubeir dilaporkan meninggalkan lokasi tersebut.
“Ini adalah bentuk provokasi tingkat tinggi,” ujar Chaudhry.
“Sekarang, tunggu saja balasan kami,” tambahnya.
Ketegangan dipicu oleh tuduhan India bahwa Pakistan mendukung serangan terhadap wisatawan di Kashmir India. India menyalahkan kelompok Lashkar-e-Taiba, yang berbasis di Pakistan dan telah dinyatakan sebagai organisasi teroris oleh PBB. Namun, Pakistan membantah keterlibatan dan meminta adanya penyelidikan independen.
Selama beberapa dekade, kedua negara telah berulang kali berkonflik atas wilayah Kashmir, yang mayoritas penduduknya Muslim dan diklaim sepenuhnya oleh kedua belah pihak sejak merdeka dari Inggris pada 1947.
Berbeda dari konflik sebelumnya yang terbatas di Kashmir, kali ini India menyerang wilayah kota-kota di pedalaman Pakistan. Kementerian Luar Negeri Pakistan menyebut bahwa perilaku sembrono New Delhi telah membawa dua negara bersenjata nuklir ini ke ambang perang besar.
Perdana Menteri India Narendra Modi telah bertemu dengan pejabat tinggi keamanan nasional pada Jumat (9/5/2025), termasuk menteri pertahanan dan panglima angkatan bersenjata, untuk membahas respons terhadap serangan.
Militer India menyatakan telah berhasil menangkal serangan drone besar-besaran dari Pakistan sepanjang malam dan memberikan balasan setimpal.
Pakistan membantah telah melakukan serangan awal dan mengeklaim telah menembak jatuh 77 pesawat tanpa awak India dalam dua hari terakhir. AFP melaporkan adanya puing-puing pesawat di sejumlah kota Pakistan.
Sementara itu, juru bicara militer India menyebut adanya antara 300 hingga 400 drone Pakistan, meski klaim tersebut belum dapat diverifikasi secara independen.
Pada Sabtu pagi, militer Pakistan juga menuduh India telah secara keliru mengebom wilayahnya sendiri di Amritsar, meski tidak disertai bukti pendukung. dilansir dari situs resmi beritasatu co.id.
