Breaking News

Breaking News

Beranda » Ekspektasi Tinggi Suku Bunga The Fed Jadikan Nilai Rupiah Turun Anjlok 
0 comment

Ekspektasi Tinggi Suku Bunga The Fed Jadikan Nilai Rupiah Turun Anjlok 

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup longsong lagi pada perdagangan Senin sore (13/1/2025). Hal itu karena terbebani ekspektasi suku bunga The Fed akan bertahan di kisaran 4,25-4,50% pada pertemuan Januari mendatang.

Mata uang rupiah ditutup terkoreksi 93 poin berada di level Rp 16.283 per dolar AS. Sedangkan indeks dolar terlihat naik 0,14 poin (0,12%) menjadi 109,78. Nilai tukar rupiah sempat menguat 27 poin berada di level Rp 16.190 per dolar AS pada Jumat (10/1/2025).

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pada perdagangan sore ini, mata uang rupiah ditutup melemah 93 poin sebelumnya sempat melemah 110 poin di level Rp 16.283 dari penutupan sebelumnya di level Rp 16.190. “Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif. Namun, ditutup melemah direntang Rp 16.1270 – 16.350,” ungkap Ibrahim, Senin (13/1/2025).

Ibrahim menjelaskan, pada Jumat pekan lalu, data menunjukkan bahwa pertumbuhan lapangan kerja AS meningkat secara tak terduga pada bulan Desember, dan tingkat pengangguran menurun, menandakan akhir tahun 2024 yang kuat bagi pasar tenaga kerja. “Hal ini mendukung ekspektasi bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga tetap bulan ini,” tambah Ibrahim.

Selain itu, lanjutnya Departemen Keuangan AS memberlakukan sanksi yang lebih luas terhadap minyak Rusia pada Jumat. Sanksi baru tersebut mencakup produsen Gazprom Neft dan Surgutneftegas, serta 183 kapal yang telah mengirimkan minyak Rusia, yang menargetkan pendapatan yang telah digunakan Moskow untuk mendanai perangnya dengan Ukraina.

Fokus Data Inflasi

Menurut Ibrahim, Fokus sekarang adalah pada data inflasi AS yang akan datang, yang akan dirilis pada Rabu (15/1/2025), untuk isyarat lebih lanjut tentang prospek suku bunga The Fed. “Bank sentral mengisyaratkan bahwa inflasi yang kuat dan kekuatan di pasar tenaga kerja akan memberinya lebih banyak dorongan untuk mempertahankan suku bunga tinggi,” tambahnya.

Analis Goldman Sachs mengatakan dalam catatan baru-baru ini bahwa mereka sekarang memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga hanya dua kali tahun ini, dibandingkan dengan ekspektasi sebelumnya tentang tiga kali pemotongan. Suku bunga terminal bank sentral juga diperkirakan akan lebih tinggi dalam siklus pelonggaran ini.

Semetara itu, Ibrahim menyebut, China akan merilis beberapa indikator ekonomi utama yang akan memberikan wawasan tentang kinerja ekonominya pada penutupan tahun 2024. Angka Produk Domestik Bruto (PDB) akan dirilis pada Jumat (17/1/2025). “Selain itu, data produksi industri Desember, dan angka penjualan ritel juga akan dirilis pada hari yang sama,” tutupnya, dilansir dari situs resmi investor co.id

Leave a Comment

javanica post

Javanica Post adalah portal berita online yang dikelola oleh PT. Javanica Media Digital, salah satu anak perusahaan dari Javanica Group.

Edtior's Picks

Latest Articles

©2024 javanica post. All Right Reserved. Designed and Developed by Rizarch