Breaking News

Breaking News

Dampak kebijakan efisiensi mulai memakan korban bagi industri perhotelan. Dari 120 hotel di Bogor, ada 4 tengah menghadapi masalah, 2 diantaranya menyatakan tutup operasional. Hal ini disampaikan Wali Kota Bogor Dedie A Rachim saat menghadiri panen raya padi di Kelurahan Mulyaharja Kecamatan Bogor Selatan Kamis pagi (17/04/2035).

“Mungkin dalam kondisi Indonesia yang sedang tidak baik baik saja ini, ada dua hotel sudah tutup dan dalam waktu dekat ini ada dua lagi yang akan tutup juga,” ungkap Dedie.

Dedie mengungkapkan hotel yang langsung terimbas kebijakan efisiensi ini merupakan hotel yang berbasis bisnis MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) dan mengandalkan kegiatan rapat pemerintah maupun swasta. Sementara untuk hotel dengan basis wisata maupun kuliner hingga ini masih bisa bertahan.

“Jadi untuk hotel ini pada hari-hari biasa Senin sampai Jumat okupansi hotel di Bogor ini ternyata dari MICE yaitu dari rapat rapat yang diselenggarakan instansi pemerintah,” lanjutnya.

Di hadapan Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya Sugiarto yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, Dedie berharap fenomena tutupnya hotel di Kota Bogor ini menjadi pertimbangan pemerintah pusat untuk meninjau kebijakan efisiensi tersebut.

“Harapannya tentunya bapak ibu bisa menyampaikan pesan dari Bogor ini kepada Bapak Presiden, ternyata dampak efisiensi maupun perang tarif ini begitu dirasakan di Bogor yang begitu dekat dengan Jakarta,” pungkasnya.

Selain berharap ada peninjauan terhadap kebijakan tersebut, Dedie sudah menyiapkan antisipasi di antaranya Pemkot Bogor mempertimbangkan sejumlah insentif, seperti penundaan pembayaran kewajiban serta penghapusan denda.

“Ini adalah langkah-langkah yang bisa kami ambil untuk membantu mereka bertahan di tengah situasi yang sulit ini,” lanjut Dedie.

Sementara itu, Ketua PHRI Kota Bogor Yuno Abeta Lahay, mengungkapkan hunian hotel dari Januari hingga pertengahan April 2025 mengalami penurunan tajam. Penurunan paling parah terjadi pada Maret, dengan tingkat okupansi hanya 28,9%.

“Libur Lebaran memang sempat membantu, tetapi hanya berlangsung dari 31 Maret hingga 6 April. Setelah itu, okupansi kembali turun di bawah 50%,” ujarnya kepada wartawan.

Yuno menyebut dua dari tiga properti milik Sahira Hotel telah ditutup. Sementara dua hotel besar lainnya berencana menghentikan operasional pada akhir bulan ini. dilansir dari situs resmi investor co.id.

Leave a Comment

javanica post

Javanica Post adalah portal berita online yang dikelola oleh PT. Javanica Media Digital, salah satu anak perusahaan dari Javanica Group.

Edtior's Picks

Latest Articles

©2024 javanica post. All Right Reserved. Designed and Developed by PEH Digital Agency