Kurang dari tiga minggu menuju laga penting di round 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026, timnas Indonesia menghadapi berbagai tantangan internal.
Waktu persiapan yang sangat singkat, isu kebugaran pemain, hingga polemik kepemimpinan wasit dan federasi menjadi sorotan utama, jelang dua pertandingan krusial melawan Arab Saudi (8 Oktober) dan Irak (11 Oktober) mendatang.
Timnas Garuda diprediksi baru bisa berkumpul secara lengkap pada 6 Oktober 2025, hanya dua hari jelang laga melawan Arab Saudi.
Hal ini disebabkan oleh jadwal liga domestik dan Eropa yang masih berjalan hingga 5 Oktober, membuat sebagian besar pemain baru bisa bergabung setelah kompetisi berakhir.
“Setelah perjalanan panjang, pemain tidak bisa langsung latihan fisik. Mereka perlu rekondisi terlebih dahulu. Artinya, latihan intens baru bisa dilakukan tanggal 7 Oktober,” ujar salah satu sumber internal tim.
Persiapan ini dinilai terlalu minim, apalagi menghadapi dua lawan tangguh yang punya pengalaman dan kualitas lebih unggul secara historis.
Wasit Kontroversial Jadi Sorotan, Tapi…
Penunjukan wasit untuk laga Indonesia vs Arab Saudi dan Indonesia vs Irak juga memicu pro-kontra.
Wasit dari Kuwait akan memimpin laga pertama, sementara laga kontra Irak akan dipimpin oleh wasit asal Asia Timur yang pernah memimpin final Piala Asia 2023, laga penuh kontroversi karena memberikan tiga penalti kepada tuan rumah Qatar.
Meski menimbulkan kekhawatiran, narasi soal “wasit berat sebelah” dinilai kontraproduktif terhadap fokus tim.
“Kalau kita sudah mencari-cari alasan sebelum bertanding, itu bisa menjatuhkan mental tim sendiri. Lebih baik fokus ke persiapan teknis dan mental pemain,” ungkap Pundit Haris Pardede atau Bung Harpa di channel YouTubenya.
Internal PSSI dan Dukungan Federasi
Situasi internal di PSSI juga turut memengaruhi atmosfer jelang laga.
Status Ketua Umum Erick Thohir masih menjadi pembahasan setelah kabar kemungkinan pergeseran posisi, yang disebut-sebut akan menunggu arahan resmi dari FIFA.
Meski demikian, keputusan federasi dan operator liga untuk menghentikan sementara pekan ke-8 Liga 1 dinilai sebagai langkah positif.
Hal ini dilakukan agar pemain dari klub lokal, khususnya Liga Super, bisa memiliki waktu lebih banyak untuk persiapan bersama timnas.
Kondisi Pemain Timnas Indonesia
Kondisi fisik dan status pemain juga jadi sorotan penting.
Bek Jordi Amat, Rizky Ridho, Egy Maulana Vikri, hingga Ricky Kambuaya diprediksi akan masuk dalam starting XI, namun beberapa pemain lainnya belum sepenuhnya siap.
Mees Hilgers masih bermasalah dengan klubnya, FC Twente, terkait perpanjangan kontrak.
Situasi ini membuatnya belum bermain secara kompetitif dalam beberapa pekan terakhir.
Sementara itu, kiper utama Maarten Paes masih dalam masa pemulihan cedera pangkal paha.
Sebagai alternatif, kiper Emil Audero menunjukkan performa impresif bersama Cremonese, bahkan masuk ke dalam Team of the Week Serie A setelah mencatatkan clean sheet melawan Verona.
“Kalau Paes belum siap, Emil adalah opsi utama yang sangat layak. Performanya sedang naik, dan ini saatnya ia menunjukkan kapasitas sebagai penjaga gawang utama Garuda,” ujar Bung Harpa.
Meski begitu, nama-nama lokal seperti Ernando Ari dan Nadeo Argawinata tetap masuk radar, terutama jika terjadi hal tak terduga seperti cedera atau sanksi kartu.
Di tengah dinamika ini, suara-suara untuk tetap fokus dan positif semakin menguat.
Alih-alih terpaku pada narasi pesimistis atau menyalahkan wasit dan federasi, para pemain, pelatih, dan pendukung diimbau untuk menjalankan peran mereka dengan maksimal.
“Kita tidak bisa menjamin keadilan, tapi kita bisa pastikan persiapan terbaik. Kalau sudah berjuang sepenuh hati dan hasil tidak sesuai harapan, itu tetap layak dihargai,” tutup seorang suporter yang kini tengah mengurus visa untuk mendukung langsung tim di Arab Saudi.
19 hari menjelang laga pertama menjadi waktu yang sangat sempit untuk menyatukan kekuatan.
Tapi semangat dan tekad yang tepat bisa menjadi pembeda. Garuda harus terbang tinggi, melampaui keraguan dan rintangan.dilansir dari situs resmi disway co.id