Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengumumkan langkah besar dengan mengimplementasikan sistem Pemilu Raya untuk memilih ketua umum secara langsung.
Langkah ini diambil sebagai bagian dari komitmen PSI untuk menjadi “Partai Super Terbuka” atau Partai Super TBK, yang mengedepankan keterbukaan dalam proses kepemimpinan partai.
Wakil Ketua Umum DPP PSI Andy Budiman menjelaskan, keputusan ini bertujuan untuk mengubah cara kerja partai politik di Indonesia.
“Kami ingin menjadi partai milik anggotanya, bukan milik elite tertentu,” ujar Andy Budiman kepada wartawan di Jakarta, Selasa (13/5/2025).
Melalui sistem e-voting yang akan diterapkan, seluruh anggota PSI, dari tingkat pusat hingga daerah, akan memiliki hak suara yang sama untuk memilih ketua umum mereka.
“Tidak ada bedanya, salah satu ketua DPP nilainya sama dengan anggota biasa,” tegasnya yang menyoroti transparansi dan efisiensi sistem baru ini.
Langkah ini terinspirasi oleh beberapa partai internasional yang telah mengadopsi sistem serupa, seperti Partai Podemos di Spanyol, Partai Five Star Movement di Italia, dan Partai Buruh di Inggris.
PSI berharap konsep ini dapat memperkuat demokrasi internal dan memberikan hak yang setara bagi seluruh anggotanya.
“Ini adalah bagian dari cara PSI beradaptasi dengan kebutuhan zaman,” tambahnya.
Dengan peluncuran sistem Pemilu Raya, PSI berharap dapat mengubah dinamika politik Indonesia yang cenderung terpusat di kalangan elite politik. Konsep “Partai Super Terbuka” ini juga menjadi upaya untuk membuka ruang bagi anggota partai untuk berpartisipasi langsung dalam menentukan arah dan kepemimpinan organisasi.
Melalui langkah ini, PSI berkomitmen untuk menjadi partai yang lebih terbuka, yang bukan hanya mendengarkan, tetapi juga memberi kuasa penuh kepada anggotanya dalam membuat keputusan strategis untuk masa depan partai. dilansir dari situs resmi beritasatu co.id.
