Antusiasme pencari kerja membludak di ajang Job Fair Bekasi, menunjukkan betapa tingginya harapan masyarakat untuk memperoleh pekerjaan yang layak. Ribuan pelamar tumpah ruah mendatangi lokasi job fair, hingga melebihi kapasitas yang disediakan panitia.
Namun di tengah euforia pencari kerja tersebut, muncul narasi kontroversial dari salah satu oknum HRD perusahaan peserta job fair.
HRD tersebut disebut-sebut menyatakan bahwa proses rekrutmen yang berlangsung hanya sekadar formalitas semata, demi memenuhi kewajiban mengikuti program pemerintah.
Pernyataan itu langsung mendapat respons keras dari Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer, yang menyebut sikap oknum HRD tersebut tidak bertanggung jawab dan merusak semangat para pencari kerja.
“Orang seperti itu tidak bertanggung jawab. Harusnya dipecat saja. Jangan bikin gaduh dan menurunkan semangat pencari kerja,” tegas Immanuel saat diwawancarai, seperti dikutip dari kanal YouTube pada Sabtu,(3/5/2025).
Ia juga mengungkapkan keprihatinannya atas kondisi job fair di Bekasi yang disebutnya tidak sesuai ekspektasi. Dari yang awalnya diperkirakan hanya dihadiri sekitar 2.000–2.500 orang, kenyataannya puluhan ribu pelamar membanjiri lokasi.
“Ternyata di luar ekspektasi, yang datang itu puluhan ribu, 5.000, bahkan 10 kali lipat. Dengan space tempat yang tidak memadai, ini menjadi koreksi kita sebagai pemerintah,” ujar Immanuel.
Terkait pernyataan HRD yang menyebut rekrutmen hanya formalitas, Immanuel menilai pernyataan tersebut sebagai bentuk kebohongan publik. Ia bahkan menyebut akan mendorong investigasi lebih lanjut jika diperlukan.
“Saya minta HRD-nya untuk segera dipecat. Itu pernyataannya kurang ajar. Jangan bikin job fair kalau begitu. Saya mau tahu nama perusahaannya, siapa HRD-nya,” katanya geram.
Sementara itu, pemerintah Kota Bekasi sebagai penyelenggara disebut tetap memiliki niat baik dalam membuka akses lapangan kerja. Namun, keterbatasan lokasi dan lonjakan peserta menjadi tantangan yang harus segera dibenahi.
Immanuel juga menyayangkan sikap netizen yang menyebarkan narasi tanpa dasar dan meminta semua pihak berbicara berdasarkan fakta.
“Fakta dong bicaranya. Ini kumpulan rakyat yang ingin mencari kerja. Kalau ada HRD ngomong begitu, itu kebohongan. Harus ditelusuri,” pungkasnya. dilansir dari situs resmi lambe turah co.id.