Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, menyampaikan kecaman terhadap serangan Israel ke Markas Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL). Kecaman itu disampaikan saat forum KTT ASEAN-AS, di Vientiane, Laos, yang dihadiri oleh Menlu Amerika Serikat Antony Blinken.
Dalam forum tersebut, Retno menjadi pemimpin delegasi menggantikan Wakil Presiden Indonesia, Ma’ruf Amin. Retno mengatakan multilateralisme penting untuk dijalankan, namun, dilanggar oleh Israel dengan mengerang properti PBB.
“Saya mulai (pernyataan di forum), dengan kalimat bahwa kita semua yang ada di sini itu percaya dengan multilateralisme, dan kita ingin multilateralisme bekerja secara maksimal. Dan saya sampaikan, namun demikian kemarin operasi (serangan ke) UNIFIL di Lebanon Selatan diserang oleh IDF, di mana dua orang peacekeepers asal Indonesia mengalami luka-luka. Serangan kepada misi pemeliharaan perdamaian PBB jelas merupakan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional,” ujar Retno kepada wartawan di sela KTT ASEAN, di Vientiane, Jumat 11 Oktober 2024.
Retno menerangkan dunia tak boleh tinggal diam karena yang diserang adalah pasukan perdamaian di bawah PBB. Indonesia meminta kepada AS, sebagai anggota Dewan Keamanan PBB, untuk menjamin UNIFIL.
“Dan saya tekankan bahwa kita dunia tidak boleh tinggal diam melihat simbol perdamaian internasional blue helmet diserang. Oleh karena itu Indonesia minta kepada Amerika Serikat di Dewan Keamanan PBB untuk dapat memberikan jaminan agar UNIFIL dapat melakukan misinya secara aman,” ujarnya.
Retno mengingatkan bahwa pelanggaran hukum Internasional dilakukan oleh Israel. Kita tak boleh mendiamkan kejadian tersebut.
“Pelanggaran hukum internasional juga secara terus-menerus dilakukan oleh Israel dan kalau kita tidak berbuat apa-apa maka akan menurunkan kredibilitas hukum internasional itu sendiri dan tentunya Dewan Keamanan PBB,” ujarnya.
Selain itu, di forum ASEAN-AS, Menlu menyampaikan tiga prioritas kerjasama yang bisa dilakukan. Seperti menjamin keamanan, hingga kerjasama ekonomi digital.
“Di dalam pertemuan ASEAN-US ini saya juga sampaikan tiga prioritas kerjasama yang dapat dilakukan ASEAN dan US. Antara lain kerjasama untuk menjamin perdamaian stabilitas, ini sekali lagi penting dan terus disampaikan Indonesia,” katanya.
“Yang kedua kerjasama pengembangan energi hijau, kemudian yang ketiga adalah kerjasama konektivitas dan ekonomi digital,” ujarnya.