Getuk merupakan jajanan tradisional yang populer di wilayah Jawa Tengah, Yogyakarta, Ngawi, dan Jawa Timur. Getuk berasal dari Magelang, Jawa Tengah, dan dalam bahasa Sunda disebut gegetuk.
Dalam sejarah kuliner nusantara disebutkan bahwa jajanan pasar yang terkenal sejak zaman dulu ini merupakan makanan khas dari singkong atau ubi.
Pada masa penjajahan Jepang, ketika beras langka, penduduk Magelang menggantikan beras dengan singkong sebagai bahan makanan utama. Pada suatu hari di desa Karet, Magelang, seorang penduduk bernama Ali Mohtar menciptakan inovasi dengan membuat singkok kukus yang dihaluskan bersama gula merah, menjadi getuk lindri.
Di Bangka sendiri terutama di kota Sungailiat, jajanan ini masih bisa dijumpai dan masih disajikan dalam acara-acara tertentu sebagai pelengkap jajanan pasar. Walaupun berasal dari tanah jawa makanan ini disukai masyarakat Bangka Belitung.
Salah seorang pembuat Getuk di kota Sungailiat Meti (50) kepada RRI mengungkapkan, ide membuat getuk berasal dari sang ibu yang seja dulu berjualan getuk dan cenil.
Perempuan asal Blitar Jawa Timur ini mengaku bahwa kue jajanan pasar ini banyak peminatnya, sehingg setiap hari ia menyediakannya dan menjualnya di pasar Betuah Sungailiat.
“Setiap hari menghabiskan 5 sampai 10 kilo ubi (singkong.red), dan bisa lebih tergantung pesanan, masyarakat di Sungailiat ini memang menyukainya jadi tidak jarang kalau ada acara tertentu pesan getuk dan cenil buatan saya,” kata Meti.
Sejak merantau ke Bangka Belitung dan menetap selama 25 tahun ia mengaku tetap memproduksi jajanan khas pasar dan kuliner jawa, dengan harapan, masyarakat yang familiar dan kangen dengan getuk bisa dengan mudah menjumpainya.
Kini sudah banyak bermunculan kreasi getuk dengan campuran yang bervariasi, Kendati demikian, getuk dengan gaya masak jadul atau tradisional masih menjadi andalan dan favorit banyak orang dari semua kalangan umur, yaitu singkong direbus, kemudian digiling dicampur dengan gula aren dan dimakan dengan taburan kelapa parut. dilansir dari situs resmi rri co.id.
