China latih duel satelit di orbit, sebuah langkah yang menimbulkan kekhawatiran di Amerika Serikat tentang potensi perang antariksa. Jenderal Michael Guetlein, Wakil Kepala Operasi Luar Angkasa Angkatan Luar Angkasa AS, mengungkapkan bahwa pihaknya mengamati lima satelit China bermanuver dengan presisi tinggi di luar angkasa.
Satelit-satelit ini bergerak masuk dan keluar dari formasi dalam pola yang sangat terkontrol, yang menurut AS adalah bagian dari latihan pertempuran luar angkasa.
“Itulah yang kami sebut sebagai duel satelit. Mereka sedang melatih taktik, teknik, dan prosedur untuk operasi antar-satelit di orbit,” ujar Guetlein dalam konferensi tahunan McAleese dikutip Dailymail, Sabtu (22/3/2025).
Pernyataan Guetlein diketahui telah dibenarkan oleh Amerika Serikat. Angkatan Luar Angkasa AS mengonfirmasi bahwa satelit-satelit milik China diketahui memang melakukan gerakan yang perlu diwaspadai di orbit rendah Bumi pada tahun 2024.
Sementara, konsep duel satelit ini merujuk pada pertempuran jarak dekat antara wahana antariksa, mirip dengan pertempuran udara (dogfighting) antarjet tempur. Baik AS maupun China kini tengah mengeksplorasi bagaimana peperangan bisa terjadi di luar angkasa dengan berbagai teknologi canggih yang semakin berkembang.
Guetlein menyoroti beberapa ancaman lain yang berkaitan dengan China latih duel satelit itu seperti “nesting doll” di mana satelit bisa melepaskan unit tambahan secara mandiri.
Selain itu, China telah melengkapi satelit mereka dengan kemampuan membayangi pesawat luar angkasa AS. Terakhir, yang paling mengerikan adalah satelit dengan lengan penjepit yang berpotensi digunakan untuk merusak atau mengendalikan satelit lain.
Selain China, Rusia juga disebut tengah mengembangkan senjata nuklir untuk luar angkasa, yang semakin meningkatkan kekhawatiran akan potensi konflik di orbit.
“Sayangnya, lawan-lawan kita saat ini bersedia melanggar norma internasional dan kesepakatan tak tertulis, serta melakukannya dengan cara yang sangat tidak aman,” kata Guetlein.
Ia juga memperingatkan bahwa kesenjangan teknologi antara AS dan para pesaingnya semakin menyempit, memaksa Washington untuk meningkatkan kapabilitas luar angkasanya guna menghadapi ancaman yang terus berkembang. Dengan China latih duel satelit di orbit, persaingan luar angkasa kini bukan lagi sekadar eksplorasi, tetapi juga strategi pertahanan yang dapat menentukan peta kekuatan global di masa depan, dilansir dari situs resmi berita satu co.id