PT Pertamina (Persero) kembali menuai kontroversi setelah menggandeng Azka Corbuzier, anak dari Deddy Corbuzier, untuk keperluan promosi.
Langkah ini dikritik keras oleh Anggota Komisi VI DPR RI, Mufti Anam, yang menilai bahwa strategi pemasaran tersebut tidak etis di tengah skandal korupsi yang sedang diselidiki oleh Kejaksaan Agung.
“Tidak perlu juga bayar buzzer. Daripada anggaran Pertamina digunakan untuk endorse anaknya Deddy Corbuzier, lebih baik uangnya dipakai untuk mengembalikan kerugian rakyat akibat skandal yang sudah mereka alami,” ujar Mufti dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Pertamina, Selasa (11/3/2025).
Saat ini, Kejaksaan Agung masih mendalami kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang yang menyebabkan kerugian negara hingga Rp 193,7 triliun.
Dalam penyelidikan terbaru, enam petinggi Pertamina telah ditetapkan sebagai tersangka, termasuk Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan, serta beberapa petinggi lainnya dari anak usaha Pertamina dan pihak swasta.
Di tengah situasi ini, keputusan Pertamina untuk menggunakan dana untuk endorsement justru dianggap sebagai langkah yang tidak sensitif terhadap kondisi masyarakat.
“Saya mengapresiasi permintaan maaf dalam konferensi pers. Tapi itu tidak cukup. Permintaan maaf saja belum menunjukkan ketulusan Pertamina, ini masih sekadar lip service,” tegas Mufti Anam.
Keputusan Pertamina ini juga mendapat reaksi keras dari publik. Netizen mempertanyakan alasan di balik penggunaan anggaran untuk promosi sementara masyarakat masih menuntut kejelasan atas skandal yang merugikan negara.
“Kok bisa-bisanya di tengah kasus besar seperti ini malah sibuk bayar influencer? Prioritasnya di mana?” tulis seorang warganet di media sosial.
“Rakyat dirugikan triliunan, tapi uangnya malah buat endorsement anak artis. Gak masuk akal,” tambah yang lain, dilansir dari situs resmi kaltim post co.id