Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur mengambil langkah tegas terhadap Bripda Torino Tobo Dara (21), oknum polisi yang menganiaya dua siswa Sekolah Polisi Negara (SPN) Kupang. Setelah video penganiayaan itu viral dan menuai kecaman, Bripda Torino resmi diberhentikan tidak dengan hormat.
Kabid Humas Polda NTT Kombes Pol Henry Novika Chandra menjelaskan bahwa keputusan tersebut diambil melalui Sidang Komisi Kode Etik Polri (KKEP) pada Selasa (18/11). “Sidang KKEP kemarin memutuskan memberhentikan tidak dengan hormat terhadap yang bersangkutan akibat perbuatannya,” ujarnya di Kupang, Rabu.
Henry menegaskan tindakan ini menjadi bukti komitmen Polri menjaga integritas dan kepercayaan publik. “Polda NTT tidak akan mentolerir setiap bentuk kekerasan, pelanggaran disiplin, maupun perbuatan yang mencoreng nama baik institusi. Setiap anggota Polri wajib menjadi teladan dalam bertindak dan bersikap,” katanya.
Dalam persidangan, Bripda Torino—anggota Ditsamapta yang diperbantukan ke SPN—dinyatakan terbukti melakukan penganiayaan. Ia juga merekam dan menyebarkan video aksinya hingga viral di media sosial, membuat kasus ini menjadi perhatian luas.
Henry menambahkan bahwa Kapolda NTT menolak segala bentuk kekerasan dalam proses pendidikan dan kedinasan. “Kapolda menegaskan bahwa pola-pola kekerasan tidak boleh menjadi bagian dari pembinaan. Polri berkomitmen menciptakan lingkungan pendidikan yang humanis dan jauh dari praktik kekerasan,” jelasnya.
Menurutnya, sidang etik tersebut menunjukkan bahwa setiap pelanggaran akan diproses transparan dan sesuai prosedur. Keputusan ini tertuang dalam putusan Sidang KKEP Nomor PUT/58/XI/2025/KKEP. dilansir dari situs resmi sulsel fajar co.id
