Satu persatu potongan peristiwa penyiksaan Prada Lucky Chepril Saputra Namo dan Prada Richard Junimton Bulan, mulai terungkap. Dalam persidangan di Pengadilan Militer III-15 Kupang, Richard yang menjadi saksi kunci, bercerita ketika dia bersama Prada Lucky disiksa seniornya.
Jam sembilan malam pada tanggal 28 Juli 2025, terdakwa Pratu Imanuel Nimrot Laubora membawa Richard dan Lucky ke ruang staf intel. Di sana sudah ada Letda Made Juni Arta Dana.
Dia bersama Prada Lucky dipaksa untuk mengakui perbuatannya terkait dugaan LGBT. Prada Richard tetap menolak dan terus menerus disiksa. Karena tak tahan dengan siksaan, dia bersama Prada Lucky akhirnya berbohong.
“Saya ditanya berapa kali LGBT. Tapi saya terpaksa berbohong supaya tidak dipukuli lagi. Kami dicambuk saat tidak mengaku sekitar 5 sampai 6 kali. Setelah saya berbohong langsung terdakwa berhenti,” kata dia.
Disuruh Telanjang dan Dioles Cabai
Tak sampai di situ, Made Juni kemudian memerintahkan Imanuel Nimrot Laubora untuk mengambil cabai di dapur. Nimrot memerintahkan lagi Prada Egianus Kei yang satu letting dengan Prada Richard. Perintah ini sekira jam 21.15 WITA.
“Dia perintah, ‘kamu ke dapur ambil cabai, diulek, bawa ke sini,’ lalu saya disuruh telanjang,” kata Prada Richard meniru perintah Made Juni.
Richard terpaksa menurunkan celana hingga lutut. Lalu Egianus itu diperintahkan Made Juni lagi untuk mengoleskan cabai di area sensitifnya.
“Saya disuruh nungging dan membuka pantat langsung dilumuri dia (cabai) ke anus saya, lalu saya diperintahkan pakai celana. Itu pedis (pedas) dan panas saya rasa. Kami disuruh berdiri lalu digabungkan dengan mendiang Prada Lucky,” jelas dia.
Sempat kabur
Prada Lucky dibawa dari ruang staf pers oleh terdakwa Pratu Poncianus Allan Dadi ke ruang staf intel, sehingga Richard bertemu dengan Lucky. Saat itu Richard baru mengetahui Lucky yang sempat kabur dari barak telah dibawa kembali.
Made Juni keluar dari ruangan. Saat itu Poncianus Allan Dadi menendangnya dengan kaki kanan di telinga kiri lalu keluar ruangan. Poncianus juga sempat mencambuk mereka dengan van belt atau tali kompresor.
“Dia tendang dengan sepatu PDL ke arah telinga. Izin dia bilang ‘kamu tipu saya ya’ sambil tendang. Terdakwa masuk langsung bilang begitu. Saya tidak tahu alasan dia tendang,” tandasnya.
Prada Lucky Dicambuk
Richard bercerita, sebelum dia bersama Prada Lucky disiksa di satu ruangan, Prada Lucky sudah mengalami penyiksaan. Korban dicambuk oleh terdakwa Lettu Infanteri Ahmad Faisal, komandan kompi atau Dankipan A di Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan (Yon TP) 834 Wakanga Mere, Nagekeo.
Saat kejadian ini berlangsung, Prada Richard tidak berada di sana karena masih bertugas di dapur.
Setelah Prada Lucky disiksa, Sertu Andre Mahoklory menelepon Prada Richard lalu membawanya ke ruang staf intel. Dalam ruangan itu ada Dansi Intel Sertu Thomas Desambris Awi dan Prada Lucky.
Prada Lucky sudah diperiksa beberapa jam sebelumnya karena masalah chat penyimpangan seksual. Prada Richard heran kenapa dia dilibatkan dalam masalah itu.
“Tidak ada apa-apa di hp saya, tapi saya dibawa,” ungkapnya.
Lalu Prada Richard dibawa ke ruang staf pers. Prada Richard melihat Lucky dipukuli oleh Thomas dengan tangan dan sendal di pipi kanan. Di dalam ruangan itu ada pula ersangka lain yaitu Poncianus Allan Dadi dan Andre Mahoklory.
Disiksa Pakai Kabel Hingga Kulit Terkelupas
Pratu Poncianus Allan Dadu memerintahkan Prada Richard mengambil selang. Karena tidak menemukan selang, akhirnya mereka membawa kabel putih. Ternyata kabel itu digunakan untuk menyiksa mereka.
“Sampai kulit kami terkupas (terkelupas). Mohon izin kami teriak. Almarhum saat itu tahan dengan suara meringis kesakitan. Itu dari jam 01.00 sampai 02.30 WITA,” ujarnya.
Setelah menjalani penyiksaan, Prada Richard disuruh untuk istirahat. Di ruang sebelah, dia mendengar suara teriakan Prada Lucky tapi tidak tahu siapa yang memukulinya.
“Di situ dia minta tolong, saya dengar dia bilang ‘ibu saya tidak pernah pukul saya seperti ini,’ begitu,” kata dia.
Pada pukul 03.00 WITA, mereka istirahat. Prada Richard dan Prada Lucky berada di ruang terpisah.
Dicambuk Hingga Kencing
Peristiwa penyiksaan juga terjadi ketika Prada Lucky yang berhasil kabur, kemudian dijemput dan dibawa kembali ke barak. Keduanya kembali disiksa dan dipukuli oleh 16 orang. Mereka dipukul hingga dini hari dengan menggunakan selang berwarna biru.
Terdakwa Ahmad Faisal juga ada saat itu. Sang komandan kompi hanya melihat Prada Richard dan Prada Lucky dipukuli. Ahmad Faisal hanya diam dan tidak menghentikan penyiksaan.
Ahmad Faisal meninggalkan ruangan itu pukul 23.00 WITA dan pergi begitu saja. Sementara mereka berdua masih dipukuli hingga tubuh berdarah.
“Sampai kami kencing juga. Kena cambuk di arah punggung dan ada yang dijepit pakai kaki kiri di kepala. Saat itu saya duduk di lantai,” katanya.
Berbohong ke Dokter
Keduanya kemudian dibawa ke puskemas dengan tubuh mereka yang luka-luka. Sementara wajah Prada Lucky sudah pucat. Dokter di puskemas menyebut Prada Lucky telah mengalami hemoglobin yang rendah.
Pada saat itu mereka disuruh berbohong kepada dokter kalau mereka jatuh dari pohon. Namun mereka membawa Prada Lucky ke RSUD Aeramo setelah mengantar Prada Richard.
“Kami harus memberitahukan ke dokter kalau kami jatuh dari pohon,” pungkas Richard. dilansir dari situs resmi liputan6 co.id
