Breaking News

Breaking News

Beranda » 70 0rang di Tembak Mati Oleh Sekelompok Geng Penguasa Ibu Kota.
0 comment

70 0rang di Tembak Mati Oleh Sekelompok Geng Penguasa Ibu Kota.

Setidaknya 70 orang tewas dalam serangan brutal anggota geng bersenjata lengkap di sebuah kota kecil di Haiti bagian tengah pada pekan ini, menurut laporan kantor Hak Asasi Manusia PBB, Jumat 4 Oktober.

Republik Haiti adalah negara di Karibia yang terletak di bagian barat pulau Hispaniola. Haiti berbatasan dengan Republik Dominika di timur. Ibu kota dan kota terbesar Haiti adalah Port-au-Prince. Negara ini memiliki luas wilayah sekitar 27.750 km2 dan populasi sekitar 11,4 juta jiwa, menjadikannya negara terpadat di Karibia. Bahasa resmi yang digunakan adalah bahasa Prancis dan Kreol Haiti, sedangkan mata uangnya adalah Gourde Haiti.

Haiti adalah negara kedua yang merdeka di Benua Amerika setelah Amerika Serikat. Negara ini memproklamasikan kemerdekaannya dari Perancis pada tahun 1804 setelah revolusi budak yang sukses. Sejarah Haiti selanjutnya diwarnai dengan banyak kudeta dan pemerintahan diktator, seperti masa pemerintahan Duvalier yang berkuasa selama 30 tahun. Sejak akhir era Duvalier, Haiti telah beralih ke sistem demokrasi, namun masih menghadapi banyak tantangan, seperti kemiskinan, ketidakstabilan politik, dan bencana alam.


Perempuan dan anak-anak termasuk di antara korban tewas dari serangan brutal geng bernama Gran Grif, yang dikenal sadis tersebut.

Seperti dilansir France24, Bertide Harace, juru bicara Komisi Dialog, Rekonsiliasi dan Kesadaran untuk Menyelamatkan Artibonite kepada stasiun radio Magik 9 menceritakan bagaimana mayat-mayat berserakan di jalan-jalan Pont-Sondé setelah serangan hari Kamis 3 Oktober di wilayah Artibonite, banyak dari mereka terbunuh oleh tembakan di kepala.

Perkiraan awal menyebutkan jumlah mereka yang tewas mencapai 20 orang, tetapi aktivis dan pejabat pemerintah secara bertahap telah mengakses area kota dan menemukan lebih banyak mayat. Herace membeberkan, di antara para korban adalah seorang ibu muda, bayinya yang baru lahir dan seorang bidan.

“Kami ngeri dengan serangan geng hari Kamis,” kata Kantor Komisaris Hak Asasi Manusia PBB dalam sebuah pernyataan. Dikatakan 10 wanita dan tiga bayi termasuk di antara mereka yang tewas, dan sedikitnya 16 lainnya terluka parah, termasuk dua anggota geng yang tertembak saat baku tembak dengan polisi.

Kantor Komisaris HAM PBB mengatakan anggota geng dilaporkan membakar sedikitnya 45 rumah dan 34 mobil. Motifnya masih belum jelas terkait salah satu pembantaian terbesar di wilayah tengah Haiti dalam beberapa tahun terakhir ini.

Serangan semacam ini telah terjadi di ibu kota Port-au-Prince, 80% di antaranya dikendalikan oleh geng, dan biasanya terkait dengan perang wilayah, dengan anggota geng menargetkan warga sipil di daerah yang dikuasai oleh saingan mereka.

Namun, Pont-Sondé dianggap sebagai bagian dari wilayah Gran Grif sendiri. Geng tersebut dibentuk setelah mantan legislator Haiti Prophane Victor mulai mempersenjatai pemuda di daerah itu untuk mengamankan pemilihannya dan mengendalikan wilayah Artibonite hampir satu dekade lalu, menurut laporan PBB.

Victor dan pemimpin Gran Grif, Luckson Elan, telah dijatuhi sanksi oleh AS bulan lalu. Herace mnuturkan, Geng Gran Grif menyerang Pont-Sondé pada Kamis (3/10) sebelum fajar dan menemui sedikit perlawanan, yang menurut beberapa laporan adalah petugas polisi yang mencoba mengusir geng itu.

“Geng tersebut menguasai sepenuhnya wilayah tersebut,” kata Herace.

Pemerintah Haiti telah mengerahkan unit polisi elit yang bermarkas di ibu kota Port-au-Prince ke Pont-Sondé setelah serangan tersebut dan mengirimkan pasokan medis untuk membantu satu-satunya rumah sakit di daerah itu, yang kewalahan oleh puluhan orang yang terluka.

“Kejahatan keji ini, yang dilakukan terhadap wanita, pria, dan anak-anak yang tak berdaya, bukan hanya serangan terhadap para korban ini, tetapi juga terhadap seluruh bangsa Haiti,” kata Perdana Menteri Garry Conille dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat (4/10).

Pada Januari 2023, geng Gran Grif dituduh menyerang kantor polisi di Liancourt, yang terletak di dekat Pont-Sondé, dan menewaskan sedikitnya enam petugas. Kekerasan yang dilancarkan oleh geng tersebut juga memaksa penutupan sebuah rumah sakit pada bulan Februari 2023, yang melayani lebih dari 700.000 oranng.

Leave a Comment

javanica post

Javanica Post adalah portal berita online yang dikelola oleh PT. Javanica Media Digital, salah satu anak perusahaan dari Javanica Group.

Edtior's Picks

Latest Articles

©2024 javanica post. All Right Reserved. Designed and Developed by PEH Digital Agency